MAKLUMAT – Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya akhirnya resmi memiliki pemimpin baru, usai Dr Mundakir SKep Ns MKep dilantik sebagai Rektor masa jabatan 2024-2028 menggantikan Rektor sebelumnya Dr dr Sukadiono MM, Senin (9/12/2024).
“Menyatakan dengan resmi Saudara Dr Mundakir SKep Ns MKep, sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya masa jabatan 2024-2028. Semoga Allah Swt melimpahkan hidayah dan taufik-Nya,” ucap Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Khudzaifah Dimyati.
Melanjutkan Perkembangan Pesat UM Surabaya
Dalam sambutannya sebagai Rektor UM Surabaya yang baru saja dilantik, Mundakir mengapresiasi periode kepemimpinan Sukadiono di periode sebelumnya, yang telah menjabat posisi tersebut sejak 2016 silam.
Menurutnya, di bawah kepemimpinan Sukadiono, UM Surabaya mampu melejit dengan luar biasa, dan hal itulah yang akan menjadi tantangan baginya untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dan perkembangan UM Surabaya periode ke depan.
“Memang kita semua memaklumi bahwa perkembangan Universitas Muhammadiyah Surabaya, tanpa mengabaikan para pendahulu, pada periode Pak Suko (Sukadiono) ini bisa dikatakan melejit luar biasa. Dan inilah salah satu yang menjadi tantangan bagi saya, karena baseline dari Universitas Muhammadiyah Surabaya ketika saya diamanahi ini sudah berada di posisi atas,” ujarnya.
“Maka, apa yang harus saya lakukan? Singkatnya, saya hanya ingin melanjutkan dari apa yang sudah baik, apa yang sudah on the track di periode Pak Suko, dan puncaknya beberapa bulan yang lalu Universitas Muhammadiyah Surabaya terakreditasi unggul dari BAN-PT,” sambung Mundakir.
3 Hal Pokok dalam Transformasi Berkelanjutan
Lebih lanjut, Mundakir menjelaskan 3 hal pokok dari 12 langkah transformasi berkelanjutan yang ia ajukan sebagai langkah untuk terus mengembangkan dan memajukan UM Surabaya ke depan.
Pertama adalah pengetahuan, sumber daya insani (SDI). Mundakir menyebut, sumber daya insani atau sumber daya manusia (SDM) menjadi jantung perkembangan, jantung pengembangan, jantung keberhasilan di semua organisasi, termasuk UM Surabaya.
“Untuk itu nanti kami akan sedikit demi sedikit, bagaimana agar dosen itu sudah tidak ada TP lagi, jumlah lektor kepala, guru besar terus meningkat, dan semua punya kontribusi yang positif bagi pengembangan UM Surabaya,” sebutnya.
Kedua, fokus pada internasionalisasi dan digitalisasi, yaknni bagaimana kemudian para lulusan dan seluruh civitas akademika bisa berkompetisi di tingkat global.
“Maka itulah nanti salah satu program yang menjadi prioritas, riset kolaborasi, join publikasi, dan juga double degree beberapa program studi, termasuk akreditasi internasional. Itu nanti yang akan menjadi salah satu fokus pada periode yang akan datang,” terangnya.
Ketiga, adalah penguatan pada implementasi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), di mana hal ini menjadi faktor diferensiasi yang membedakan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dengan kampus-kampus lainnya.
“Di situlah nanti akan kami kuatkan, di mana AIK akan menjadi nilai poin, nilai lebih, dan menjadi hal yang utama di Perguruan Tinggi Muhammadiyah atau di Universitas Muhammadiyah ini,” tandas Mundakir.
Tamu Undangan
Sekadar informasi, sejumlah tokoh penting tampak hadir dalam pelantikan Mundakir sebagai Rektor UM Surabaya masa jabatan 2024-2028 tersebut.
Mulai Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Ahmad Labib, dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Edy Wuryanto, mantan Rektor UM Surabaya yang juga mantan Anggota DPR RI Fraksi PAN Zainuddin Maliki, sejumlah Rektor Perguruan Tinggi se-Surabaya, para Rektor PTMA, hingga Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir.