Dilirik Wisatawan Asia, Surabaya Jadi Pilihan untuk Liburan Singkat

Dilirik Wisatawan Asia, Surabaya Jadi Pilihan untuk Liburan Singkat

MAKLUMAT — Berdasarkan data pemesanan dari sebuah platform perjalanan digital asal Singapura, Kota Surabaya masuk dalam sepuluh besar destinasi terfavorit untuk liburan singkat atau micro-travel. Data yang dihimpun menunjukkan bahwa Surabaya mampu bersaing dengan kota-kota besar di Asia seperti Kuala Lumpur, Seoul, Taipei, hingga Nagoya.

Meski berada di posisi ke sepuluh, nama Surabaya berdiri sejajar dengan kota-kota yang telah lebih dulu dikenal sebagai magnet wisata internasional. Capaian ini tidak bisa dilepaskan dari komitmen Pemerintah Kota Surabaya yang terus mengembangkan destinasi wisata baru dalam beberapa tahun terakhir.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa Pemkot Surabaya tak henti-hentinya membangun dan menata ruang kota agar nyaman dan layak menjadi destinasi. Baginya, penataan kota bukan sekadar soal infrastruktur, tetapi juga menciptakan rasa nyaman bagi siapa saja yang datang, baik warga maupun wisatawan.

“Kita sekarang membangun lebih banyak tempat wisata, ada offroad, ada Kota Lama, dan kita juga memberikan tempat yang nyaman lainnya untuk liburan singkat. Contohnya, kita juga menata jalan, parkir tepi jalan umum, keindahan kota dan melarang orang berjualan di pedestrian. Semua itu (dilakukan) adalah untuk membuat orang nyaman ketika datang ke Surabaya,” kata Eri Cahyadi dalam keterangan resminya, Kamis (3/7/2025).

Menurutnya, daya tarik wisata tak hanya bergantung pada objeknya, tapi juga bagaimana kota itu menata fasum agar tetap ramah dan bersih. Penataan itu, lanjut Eri, berimbas langsung pada sektor ekonomi. Ketika wisatawan merasa nyaman, maka restoran hidup, hotel terisi, dan perputaran uang terjadi di dalam kota. Hal ini pada akhirnya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Baca Juga  Pemkot Surabaya Jelaskan PR 2025, Bisakah Bebas Banjir?

“Ketika tempat liburan itu banyak orang datang, akhirnya banyak pemasukan, (perekonomian) restorannya jalan, hotelnya jalan, sehingga ada pajak yang masuk,” terang Cak Eri.

Ia juga menambahkan bahwa pendapatan yang masuk ke kas daerah dari sektor wisata akan digunakan untuk program-program yang bersifat pelayanan publik. Pendidikan gratis, layanan kesehatan, dan berbagai program sosial lainnya adalah contoh bagaimana PAD kembali ke masyarakat dalam bentuk pelayanan.

“Makanya, menata kota itu agar investasi masuk. Ketika semua berkunjung untuk wisata di Surabaya, semuanya (perekonomian) bisa bergerak. Kami akan berkomitmen terus untuk meningkatkan kenyamanan tempat wisata ke depannya,” tandasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *