MAKLUMAT – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo memperkuat penanggulangan HIV dan AIDS dengan melibatkan berbagai sektor secara kolaboratif. Dinkes mewujudkan langkah itu melalui kegiatan Pilot District-Based Public-Private-Community Partnership (PPCP) HIV. Kegiatan ini mereka selenggarakan di ruang pertemuan Jabung 1, Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (14/10/2025).
Pertemuan tersebut menjadi langkah strategis untuk mencapai target Three Zero. Ketiganya yakni tanpa infeksi baru HIV, tanpa kematian terkait AIDS, serta tanpa stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV (ODHIV). Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari fasilitas kesehatan pemerintah, swasta, hingga organisasi komunitas.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Nina Kartika, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Hal ini penting dalam percepatan penanggulangan HIV di daerah.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Penanggulangan HIV harus dilakukan secara terpadu antara pemerintah, swasta, dan komunitas. Melalui PPCP berbasis distrik ini, kami ingin memastikan semua pihak memiliki peran nyata dan terukur dalam memperluas akses layanan,” ujarnya, mengutip dari laman resmi Pemkab Probolinggo.
Nina menyampaikan, Kabupaten Probolinggo berkomitmen mendukung pencapaian target 95-95-95 sebagaimana target Kementerian Kesehatan. Target itu berarti 95 persen ODHIV mengetahui statusnya. Lalu 95 persen dari mereka yang terdiagnosis menjalani pengobatan. Terakhir, 95 persen mencapai supresi virus.
“Salah satu tantangan terbesar adalah masih rendahnya keterlibatan fasilitas swasta dalam layanan konseling, testing, dan pengobatan HIV. Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat jejaring kerja dan mendorong fasyankes swasta agar lebih aktif berpartisipasi,” imbuhnya.
Pentingnya Integrasi Data
Kegiatan PPCP HIV juga menjadi forum untuk membangun mekanisme pelayanan yang ramah, tanpa stigma dan diskriminasi terhadap populasi kunci dan kelompok rentan. Dinkes berupaya memastikan seluruh data layanan HIV, baik dari fasilitas pemerintah maupun swasta, terintegrasi ke dalam Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA) milik Kementerian Kesehatan.
“Integrasi data menjadi bagian vital untuk menghasilkan gambaran yang komprehensif tentang situasi HIV di daerah. Dengan begitu, kebijakan dan intervensi bisa lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Dinkes Probolinggo juga meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di semua lini. Terutama dalam pencegahan dan pengobatan infeksi menular seksual (IMS). “Kami ingin memastikan semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan dan pemahaman yang sama dalam memberikan pelayanan HIV dan IMS yang berkualitas, berkesinambungan, serta berperspektif hak asasi manusia,” tegasnya.
Selain itu, Dinkes Probolinggo turut menggandeng organisasi komunitas yang aktif mendampingi ODHIV. Hal ini sebagai bagian dari pendekatan kolaboratif. Adapun kolaborasi ini bertujuan agar mampu memperluas edukasi masyarakat dan mengurangi stigma di lapangan.
“Melalui Pilot District-Based PPCP HIV ini kami berharap dapat menjadi contoh penerapan model kemitraan yang komprehensif dan berkelanjutan dalam penanggulangan HIV/AIDS di tingkat daerah,” pungkasnya.