22.9 C
Malang
Senin, Februari 24, 2025
KilasDorong Pelestarian Bahasa Ibu, Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Kelebihan Bangsa Indonesia

Dorong Pelestarian Bahasa Ibu, Mendikdasmen Abdul Mu’ti: Kelebihan Bangsa Indonesia

Mendikdasmen RI Prof Abdul Mu'ti menyampaikan sambutan dalam Peringatan HBII 2025 yang diselenggarakan di Maluku Utara, Kamis (20/2/2025). (Foto: Ubay NA)
Mendikdasmen RI Prof Abdul Mu’ti menyampaikan sambutan dalam Peringatan HBII 2025 yang diselenggarakan di Maluku Utara, Kamis (20/2/2025). (Foto: Ubay NA)

MAKLUMAT — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya pelestarian bahasa ibu, yang menurutnya adalah bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa yang harus terus dijaga agar tidak punah.

Pelestarian bahasa ibu, kata Mu’ti, merupakan salah satu program yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI. Karena itu, pihaknya mendukung penuh berbagai upaya yang dilakukan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah di Indonesia.

Dalam momen peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) 2025 yang diselenggarakan di Maluku Utara, Kamis (20/2/2025), Mu’ti mengungkapkan bahwa peringatan tersebut bermaksud untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa ibu dalam pendidikan, mendorong penerapan pendidikan multibahasa, serta memperkuat pelestarian bahasa daerah.

Pria yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu menegaskan, kekayaan bahasa yang dimiliki Indonesia adalah sebuah keunggulan yang harus dipertahankan. “Kelebihan yang kita miliki sebagai Bangsa Indonesia adalah mempunyai bahasa ibu yang kaya, tetapi juga mempunyai Bahasa Indonesia yang menyatukan,” ujarnya.

Ia juga menekankan perlunya keseimbangan, komitmen, dan kesadaran bersama untuk menjaga eksistensi bahasa ibu sekaligus memperkuat penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.

“Semoga kita semua senantiasa memiliki komitmen dan kesadaran bersama untuk berusaha memajukan bahasa Indonesia dan tetap melestarikan bahasa daerah, bahasa ibu, bahasa yang mewujudkan kekayaan budaya,” tandas Mu’ti.

Data dari ethnologue.com mencatat bahwa 44 persen bahasa di dunia terancam punah, dengan banyak di antaranya yang mengalami penyusutan jumlah penutur. Di Indonesia, yang memiliki 718 bahasa daerah, riset dari Australian National University (ANU) memperkirakan bahwa pada akhir abad ke-21, sekitar 441 bahasa daerah di Indonesia berpotensi mengalami kepunahan.

Kondisi tersebut menuntut langkah konkret dari berbagai pihak untuk terus menjaga dan mengembangkan bahasa daerah agar tetap hidup dan lestari di tengah arus globalisasi.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer