MAKLUMAT — Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Ia menyerukan semua pihak untuk segera menahan diri dan menghentikan kekerasan, serta mengedepankan solusi damai melalui jalur diplomasi.
Diketahui, ketegangan kedua negara anggota ASEAN itu memuncak dan berujung konfrontasi bersenjata yang telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa, termasuk dari kalangan sipil. Laporan otoritas Thailand terbaru menyebut sedikitnya 14 orang tewas dan 46 lainnya luka-luka akibat ‘hujan’ roket dan artileri yang dilancarkan Kamboja pada Kamis (24/7/2025). Sebagian besar di antaranya adalah masyarakat sipil.
Sebaliknya, militer Thailand juga telah melancarkan serangan udara dengan jet-jet tempur F-16 mereka, menargetkan beberapa pusat militer strategis di Kamboja. Meski begitu, belum ada keterangan resmi terkait jumlah korban akibat serangan tersebut dari pihak Kamboja.
Menanggapi hal tersebut, Mardani mendorong kedua belah pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan permasalahan yang ada melalui jalur dialog, demi menciptakan perdamaian di kawasan.
“Indonesia percaya, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan lewat dialog. Satu langkah damai bisa menyelamatkan ribuan nyawa,” ujar Mardani dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari laman resmi DPR RI, Jumat (25/7/2025).
BKSAP, kata Mardani, menegaskan bahwa semangat ASEAN sebagai komunitas yang menjunjung tinggi perdamaian, stabilitas, dan kerja sama regional harus terus dijaga. Menurutnya, komunikasi terbuka dan saling pengertian adalah kunci untuk mengatasi tantangan bersama.
“BKSAP DPR RI mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk merespons situasi ini dengan semangat solidaritas regional. BKSAP juga mendorong pemanfaatan forum-forum ASEAN sebagai wadah mediasi dan dialog damai,” sebutnya.
Lebih lanjut, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyebut bahwa Indonesia siap memberikan dukungan terhadap setiap langkah menuju gencatan senjata dan pemulihan kepercayaan antara kedua negara sahabat.
“Prinsip ‘satu musuh terlalu banyak, seribu kawan masih kurang’ bukan sekadar ungkapan, ia adalah pondasi dalam membangun Asia Tenggara yang damai dan bersatu,” pungkas Mardani.
Comments