Pisahkan Uang Usaha dan Dapur, Jurus Anti Boncos Dosen UNISBA untuk Pengusaha Keripik

Pisahkan Uang Usaha dan Dapur, Jurus Anti Boncos Dosen UNISBA untuk Pengusaha Keripik

MAKLUMAT – Sebuah buku catatan sederhana bisa menjadi kunci penyelamat bisnis dari kerugian. Itulah “jurus anti boncos” yang dibagikan dua dosen akuntansi Universitas Islam Balitar (UNISBA), Henni Indarriyanti dan Arif Wahyudi, saat menyambangi salah satu rumah produksi keripik di Kelurahan Gedog, Kota Blitar, Ahad (7/9) lalu.

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat itu, Henni dan Arif fokus membedah satu masalah krusial yang sering dihadapi perintis usaha: memisahkan uang hasil jualan dari uang untuk belanja kebutuhan dapur.

“Ini adalah tantangan utama. Seringkali, keuntungan bisnis tidak terlihat karena langsung habis untuk kebutuhan harian. Kami hadir untuk membantu meluruskan itu,” ujar Henni Indarriyanti di sela-sela pelatihan.

Tanpa teori yang rumit, kedua dosen ini secara aktif memandu pemilik usaha membuat pembukuan kas harian. Mereka mengajarkan cara mencatat setiap pemasukan dari penjualan dan semua pengeluaran untuk produksi, sekecil apa pun. Tujuannya jelas, agar pemilik usaha bisa melihat dengan jernih kondisi kesehatan bisnisnya.

Arif Wahyudi menambahkan, dengan pencatatan yang rapi, pengusaha bisa menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) secara akurat. Hal ini menjadi dasar untuk menetapkan harga jual yang tidak hanya bersaing, tetapi juga menguntungkan.

“Jangan sampai kita lelah bekerja tapi ternyata labanya sangat tipis atau bahkan merugi karena salah perhitungan. Inilah pentingnya melek manajemen keuangan sejak dini,” papar Arif.

Baca Juga  Siswa Nakal Dikirim ke Barak Militer adalah Keputusasaan Terhadap Proses Pendidikan

Syamsiah, pemilik usaha sekaligus pengelola olahan Keripik Sekawan Gedog, menyambut baik pendampingan ini. Ia mengaku mendapatkan cara pandang baru yang praktis dan bisa langsung diterapkan.

Inisiatif dari para Dosen UNISBA ini diharapkan bisa menjadi pemantik bagi UMKM lain di Kota Blitar untuk lebih profesional dalam mengelola keuangan. ***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *