SEKRETARIS Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Bidang Hubungan Luar Negeri (Hublu), Muhammad Mizan Al Araaf menyatakan keprihatinannya terhadap situasi di Palestina yang terus mengalami penderitaan akibat agresi Zionis Israel.
Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu pun menyerukan penghentian genosida dan penjajahan Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Mizan menjelaskan, genosida telah dilakukan Israel selama puluhan tahun di tanah Palestina telah menghapus harapan dan impian masyarakat Palestina, khususnya di delapan bulan terakhir sejak pecahnya serangan 7 Oktober 2023 lalu. Rakyat Palestina, kata dia, terus mengalami penyiksaan dan pembatasan pergerakan yang menyulitkan kehidupan sehari-hari.
“Dunia telah disuguhi pemandangan paling menyakitkan dari penderitaan rakyat Palestina yang terus berlanjut sejak akhir abad ke-19 hingga kini,” ujarnya.
Mizan menilai, tindakan pengusiran dan pembunuhan oleh Israel telah menciptakan kondisi di mana rakyat Palestina hidup tanpa kemerdekaan dan masa depan yang penuh ketakutan.
“Penjajahan Israel juga telah menciptakan kegelapan di dunia internasional, hingga mempengaruhi berbagai aspek geopolitik dan ekonomi yang menyebabkan ketegangan, volatilitas, dan ketidakpastian global,” kata dia.
Dari sisi geopolitik, masih menurut Mizan, dampak konflik tersebut telah memberikan kesempatan bagi negara-negara tertentu untuk memanfaatkan situasi ini guna mendapatkan keuntungan dan memperluas pengaruh mereka.
“Amerika Serikat, misalnya, menggunakan posisinya sebagai mediator perdamaian untuk memperkuat hubungannya dengan kedua belah pihak dan memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut,” tandasnya.
Selain itu, di sektor ekonomi, konflik Israel-Palestina telah menyebabkan ketidakpastian yang berdampak pada pasar keuangan global, serta fluktuasi di pasar saham dan mata uang.
“Para investor global seringkali dengan menjual saham dan aset mereka, mencari investasi yang lebih aman demi keamanan sumber pendapatan mereka,” terang Mizan.
Lebih lanjut, Mantan Ketua Umum PC IMM Ciputat itu juga menyorot dampak konflik tersebut di sektor energi. Sebab, menurutnya kawasan Timur Tengah merupakan salah satu sumber utama dalam pasokan energi dunia, terutama komoditi minyak bumi.
Konflik tersebut berpotensi akan sangat berdampak pada harga minyak global, yang diprediksi akan melonjak tinggi sehingga mengganggu pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
“Ketidakstabilan dan ketidakpastian dari konflik Timur Tengah membuat negara-negara terganggu dalam produksi minyak dan jalur distribusi, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan krisis energi,” pungkas Mizan.
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto