dr. Merita Arini Ungkap Bahaya Mikroplastik: Partikel Plastik di Udara Ancam Kesehatan

dr. Merita Arini Ungkap Bahaya Mikroplastik: Partikel Plastik di Udara Ancam Kesehatan

MAKLUMAT – Mikroplastik kini jadi ancaman baru yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Partikel plastik superkecil ini bukan cuma mencemari laut, tapi juga hadir di udara yang kita hirup setiap hari.

dr. Merita Arini, MMR, dosen Program Magister Manajemen Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), menjelaskan bahwa mikroplastik berukuran di bawah 5 mikrometer. Ukurannya yang sangat kecil membuatnya mudah masuk ke tubuh manusia lewat makanan, minuman, bahkan udara.

“Ada dua jalur utama. Inhalasi, misalnya lewat debu atau serpihan ban kendaraan. Lalu lewat makanan, seperti ikan laut yang sudah terpapar mikroplastik,” kata dr. Merita seperti dilansir  laman UMY, Sabtu (12/7/2025) lalu.

Mikroplastik punya bentuk yang beragam—mulai dari filamen, serat halus, hingga serpihan kecil. Sumbernya bisa dari cat jalan, bahan bangunan, sabun pembersih, hingga produk perkapalan. Karena tak terurai alami, plastik yang terbuang akan pecah jadi partikel mikro dan masuk ke rantai makanan.

dr. Merita menyebut dampaknya serius. Mikroplastik bisa menembus sistem pernapasan dan pembuluh darah. Paparan ini memicu stres oksidatif, merusak sel, dan berpotensi menyebabkan mutasi DNA.

“Kalau sudah masuk sistem tubuh, mikroplastik bisa meningkatkan risiko hipertensi, stroke, jantung, diabetes, hingga kanker,” tegasnya.

Dampak lingkungan juga tak kalah berat. Akumulasi mikroplastik mendorong pertumbuhan mikroorganisme yang meningkatkan emisi karbon. Kondisi ini mempercepat efek rumah kaca dan memicu perubahan iklim ekstrem.

Baca Juga  Mengenal Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Calon Wakil Menteri Kabinet Prabowo?

“Bisa berdampak ke sektor pertanian. Kalau gagal panen terjadi terus-menerus, ketahanan pangan kita terganggu,” ujar dr. Merita.

Prinsip CERDIK

Namun, semua itu masih bisa dicegah. Ia mengajak masyarakat untuk memulai dari kebiasaan sederhana, seperti mengganti alat makan sekali pakai dengan produk yang bisa digunakan ulang. Kampus juga harus aktif melakukan riset pengelolaan mikroplastik dan teknologi biodegradasi.

“UMY siap mendorong riset biodegradasi plastik, baik lewat bioteknologi maupun pendekatan lainnya,” ucapnya.

Sebagai perlindungan diri, dr. Merita mengingatkan pentingnya pola hidup sehat. Ia menyarankan masyarakat menjalankan prinsip CERDIK: Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

“Mikroplastik tidak terlihat, tapi kita bisa melawannya dengan kesadaran, riset, dan kebiasaan baik,” pungkasnya.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *