22.7 C
Malang
Minggu, Maret 9, 2025
KilasEdukasi Sejarah Lewat Film Djuanda, Mendikdasmen: Memahami Perjuangan Kader Muhammadiyah

Edukasi Sejarah Lewat Film Djuanda, Mendikdasmen: Memahami Perjuangan Kader Muhammadiyah

Pemutaran film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia dalam Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah di UMJ, Sabtu (8/3/2025). (Foto: Dok. UMJ)
Pemutaran film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia dalam Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah di UMJ, Sabtu (8/3/2025). (Foto: Dok. UMJ)

MAKLUMAT — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, menilai film biopik ‘Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia’ adalah sebuah karya yang sangat penting, sekaligus sebagai sarana edukasi sejarah perjuangan sosok pahlawan tersebut dalam memerjuangkan kedaulatan maritim Indonesia.

Film ‘Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia’ sendiri telah resmi diluncurkan dan tayang perdana di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (8/3/2025). Film yang diproduksi oleh Lembaga Seni Budaya (LSB) PP Muhammadiyah dan Mix Production ini sebelumnya telah diputar di Yogyakarta, sebelum akhirnya ditayangkan di Jakarta.

Lebih dari 500 warga Muhammadiyah dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Sumatera turut hadir menyaksikan film yang mengisahkan perjuangan Ir. Djuanda Kartawidjaja dalam memperjuangkan kedaulatan wilayah laut Indonesia.

Perjuangan Djuanda dan Kedaulatan Wilayah

Abdul Mu’ti, menekankan bahwa perjuangan Djuanda dalam memperjuangkan kedaulatan maritim Indonesia adalah sejarah yang tidak boleh dilupakan.

“Tanpa perjuangan itu, wilayah Indonesia tidak bisa seluas sekarang. Kita tahu Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulau sekitar 17 ribu, dan itu semua menjadi satu kesatuan,” ujarnya.

Mu’ti menjelaskan bahwa sebelum Deklarasi Djuanda, perairan di antara pulau-pulau Indonesia masih dianggap sebagai lautan bebas oleh hukum internasional. Namun, melalui deklarasi yang dicetuskan pada 13 Desember 1957 itu, wilayah Indonesia dihitung berdasarkan titik terluar pulau-pulau, yang kemudian menjadi dasar bagi hukum maritim Indonesia hingga saat ini.

“Dengan adanya Deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia dihitung dari titik terluar pulau-pulau yang ada di Indonesia. Keberadaan pulau-pulau terluar ini sangat penting untuk kedaulatan negara kita,” tambah pria yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.

Film Sebagai Sarana Pendidikan Kader Muhammadiyah

Lebih lanjut, Mu’ti berharap film ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi kader Muhammadiyah agar memahami peran besar tokoh-tokoh persyarikatan dalam perjuangan kebangsaan.

“Mudah-mudahan setelah menyaksikan film ini, akan lahir Djuanda-Djuanda lain dari rahim kader Muhammadiyah,” ungkapnya.

Cucu pertama Ir Djuanda, yakni Ismeth Wibowo, juga turut hadir dan berbagi kisah tentang kiprah sang kakek semasa hidup. “Sejak muda, Pak Djuanda telah mengabdikan diri di Muhammadiyah sebagai kepala sekolah Muhammadiyah. Padahal saat itu, beliau ditawari gaji tinggi oleh pemerintah Belanda,” kenangnya.

Film ini mengisahkan perjalanan hidup Djuanda, mulai dari masa sekolah di lembaga pendidikan Belanda hingga perannya sebagai deklarator Deklarasi Djuanda. Selain itu, film ini juga menampilkan bagaimana Djuanda dipercaya menduduki 17 posisi menteri dalam berbagai kabinet pemerintahan Presiden Soekarno.

Penayangan film biopik Djuanda ersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Pengajian Ramadan 1446 H PP Muhammadiyah yang digelar sejak 6-8 Maret 2025. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan meneladani perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam membangun Indonesia.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer