Ekonomi Indonesia Gawat! Dampak Penerapan Tarif Impor dari AS

Ekonomi Indonesia Gawat! Dampak Penerapan Tarif Impor dari AS
Turunnya daya beli masyarakat menghambat pertumbuhan ekonomi seiring rencana Donald Trump menerapkan tarif impor dari Indonesia sebesar 32 persen. Foto: dok.Maklumat

MAKLUMAT – Kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengenakan tarif impor dari Indonesia sebesar 32 persen perlu disikapi dengan hati-hati. Persoalan ini bisa memicu dampak yang lebih luas bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.

Ekonom dari CIMB Niaga, Mika Martumpal dalam paparannya, menggambarkan Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang berbeda dengan negara lain. Di mana konsumsi dalam negeri menopang produk domestik bruto (PDB). Sedangkan perdagangan internasional bekontribusi sekitar 20 persen.

“Ini yang membedakan dengan negara lain. Thailand misalnya, fundamental ekonominya bersumber dari ekspor-impor. Begitu ekspor terdampak tarif, bisa memunculkan masalah yang lebih luas,” kata Mika.

Tekanan Akibat Daya Beli Turun

Indonesia, lanjut Mika, memiliki pengalaman ketika perang dagang jilid pertama antara AS dengan China tahun 2018-2019. Kala itu, Nusantara keluar dari tekanan karena tingginya konsumsi domestik.

“Celakanya, saat ini daya beli masyarakat turun dalam dua bulan terakhir. Masyarakat lebih memilih menabung dari pada investasi atau belanja. Ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi nasional,” ia menambahkan.

Stimulus Pemerintah Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Persoalan lain yang bisa menjadi kegelisahan adalah penerimaan negara turun sekitar 20 persen di awal tahun. Begitu juga dengan belanja negara juga turun sekitar 7 persen. Besar kemungkinan stimulus ekonomi dari pemerintah pusat akan jauh lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Mika berharap pemerintah fokus menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak semakin terjun bebas. Sebab, sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di kisaran 4,7. “Angka ini jauh di bawah ekspektasi pemerintah, yang di level 5,1 persen,” ia memungkasi.

Baca Lainnya  Kelakar Trump: Saya Ingin Menjadi Paus!

Kirim Delegasi untuk Negosiasi

Sementara itu, Ketua Umum Kadin, Anindya Bakri mendukung langkah pemerintah melakukan negosiasi dengan Donald Trump. Menurutnya, pernyataan Trump masih opening statement dan belum final.

“Saya yakin Indonesia bisa bernegosiasi, lantaran posisi kita secara geopolitik dan geoekonomi sama-sama menguntungkan,” katanya mengutip Bisnis Indonesia, Jumat (4/4/2025).

Kementerian Luar Negeri juga telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait penerapan tarif impor 32 persen. Kemenlu telah mengirim delegasi ke Washington DC melakukan negoisasi dengan pemerintah AS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *