19 C
Malang
Selasa, September 17, 2024
KilasEmil Dardak Apresiasi Semangat Ta'awun Muhammadiyah

Emil Dardak Apresiasi Semangat Ta’awun Muhammadiyah

Emil Elestianto Dardak
Emil Elestianto Dardak ketika sambutan di pembukaan Musyda XXII IMM di Expotorium Umpo, Jumat (2/8/2024)

WAKIL Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Emil Elestianto Dardak mengapresiasi peran besar Muhammadiyah dalam memajukan pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di wilayah Jatim.

Pujian itu Emil sampaikan ketika membuka gelaran Musyawarah Daerah (Musyda) XXII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jatim di Expotorium Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Jumat (2/8/2024) malam.

“Jawa Timur tadi menurut Pak Tamhid (Wakil Ketua PWM Jatim) jumlah mahasiswanya 60 ribu yang tergabung di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), ini potensi yang luar biasa besar,” ujarnya.

Emil menuturkan, saat ini jumlah siswa lulusan SMA/MA dan SMK sederajat di Jawa Timur yang berkesempatan untuk bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi hanya sekitar 30 persen.

“Di dalam yang hanya sepertiga itu, ada 60 ribu yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, ini tentu sangat signifikan. Kenapa saya melihat angka itu langsung nyambung? Karena hampir di setiap kabupaten/kota yang saya lewati di Jawa Timur insyaAllah ada Perguruan Tinggi Muhammadiyah di sana, ini luar biasa potensinya,” terangnya.

Lebih lanjut, mantan Bupati Trenggalek itu menandaskan, itu semua berkat semangat ta’awun yang digalang oleh seluruh komponen di dalam pergerakan Muhammadiyah. Sehingga mampu memanifestasikan gerakannya dalam berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), termasuk di bidang pendidikan tinggi.

“Bayangkan kalau pemerintah harus berjuang sendiri untuk mewujudkan (pendidikan tinggi). Tadi cuma sepertiga yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, mungkin dari sisi lulusannya punya kemampuan terbatas untuk melanjutkan karena harus buru-buru bekerja, tapi juga memang kapasitas untuk mendidiknya ini,” ungkap dia.

“Maka kita tidak bisa hanya mengandalkan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, kita perlu perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh non-pemerintah, khususnya Muhammadiyah. Bayangkan kalau tidak ada semangat ta’awun, tentu berat,” sambung Emil.

Emil menyebut, meskipun pemerintah ikut membantu atau berkontribusi dan mengambil peran dalam ta’awun tersebut, tapi sifatnya hanya untuk mendongkrak. Sebab, kata dia, effort yang besar sudah dilakukan oleh Muhammadiyah.

“Pemerintah, kami ini hanya mendongkrak saja, karena effort yang besar sudah dilakukan secara ta’awun tadi oleh semua yang terlibat di dalam pergerakan ini (Muhammadiyah). Inilah yang kita sebut dengan partnership atau kemitraan,” tandas Emil.

Reporter: Ubay NA

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer