MAKLUMAT — Ujian besar sedang berlangsung hari ini (18/10/2025) dan besok (19/10/2025). Bukan ujian biasa. Tim elite Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah sedang “disidang” langsung oleh tim verifikasi World Health Organization (WHO).
Ini adalah langkah krusial. Sebuah momentum penting untuk meneguhkan kiprah kemanusiaan Muhammadiyah di panggung global.
Ketua Bidang EMT MDMC, dr. Corona Rintawan, mengungkapkan, proses ini bukan sulap semalam. Persiapannya sangat serius. Sudah digeber sejak 2020 lalu.
Namun, jalan itu tak mulus. Rencana verifikasi sempat tertunda. Penyebabnya: pandemi Covid-19 yang menghentikan dunia.
“Setelah Muktamar Muhammadiyah di Surakarta, semangat untuk melanjutkan verifikasi kembali menguat,” terang dr. Corona dikutip dari laman Muhammadiyah, Sabtu (18/10).
Mesin pun dipanaskan lagi. Sempat ada perubahan birokrasi. Posisi Indonesia di WHO berganti dari regional Asia Tenggara ke West Pacific Regional Office (WPRO). “Akhirnya kemarin WHO Pro memutuskan untuk mulai progres lagi,” lanjutnya.
Muhammadiyah pun tak sendirian. Selama tiga tahun ini, mereka mendapat support penuh dari lembaga top Jerman: Robert Koch Institute (RKI) dan I.S.A.R Germany. Kolaborasi ini memperkuat kapasitas EMT Muhammadiyah untuk memenuhi standar global.
Proses pra-verifikasi sudah dilewati Juli lalu. Hasilnya: memuaskan. “Kami dianggap telah siap untuk melangkah ke tahap verifikasi internasional yang akan diselenggarakan Sabtu dan Minggu besok,” tambahnya.
Gladi Lapang hingga Cek Peralatan
Menjelang hari H, persiapan jelas super matang. dr. Corona menjelaskan, timnya telah melakukan berbagai persiapan teknis. Mulai dari standar operasional prosedur (SOP), kelengkapan logistik, hingga peralatan medis. Semua disisir menyeluruh.
Simulasi kesiapan juga sudah tuntas. “Kami telah melaksanakan gladi lapang yang telah terselenggara di 15-17 September yang lalu,” ungkapnya.
Ini adalah bukti komitmen. Muhammadiyah ingin memastikan layanan kesehatan kebencanaan yang cepat, efektif, dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.
Hubungan MDMC dengan WHO memang bukan kaleng-kaleng. “Sejak 2016, MDMC telah menjadi bagian dari Emergency Medical Team Supportive Initiative Working Group… di bawah koordinasi WHO,” jelas dr. Corona.
Faktanya, tegas dia, hingga kini MDMC adalah satu-satunya lembaga di Indonesia yang menjadi mitra resmi WHO untuk urusan EMT.
Lolosnya verifikasi ini, lanjut dr. Corona, adalah cara memberikan pelayanan terbaik untuk penyintas bencana. “Untuk memastikan pelayanan terbaik, maka standarnya juga harus sesuai. Dengan begitu, kita bisa dapat lebih berperan untuk menyejahterakan bangsa,” tegasnya.
Ia mengakui, usahanya tidak mudah. Butuh pengorbanan tidak sedikit. “Tapi di sinilah nilai pengabdian itu berada,” ungkapnya.
Ujian dua hari ini akan menjadi momentum bersejarah. Meneguhkan peran profesional EMT Muhammadiyah di level global.
Dengan semangat menolong sesama, Muhammadiyah siap menghadirkan layanan kesehatan tanggap bencana yang unggul. Baik di kandang sendiri maupun di panggung dunia.***