MAKLUMAT– Benua Eropa yang biasanya sejuk kini membara seperti neraka. Gelombang panas ekstrem melanda nyaris semua negara di benua biru. Spanyol mencatat suhu tertinggi hingga 46 derajat Celsius di El Granado, kawasan selatan negeri Matador, pada Sabtu (29/6/2025). Suhu menyengat ini menjadi yang terpanas di musim panas tahun ini, memaksa otoritas cuaca di berbagai negara mengeluarkan ratusan peringatan.
Tak hanya Spanyol, negara-negara seperti Prancis, Italia, Jerman, Portugal, dan wilayah Balkan juga masuk dalam radar bahaya panas ekstrem. MeteoAlarm, platform pemantauan cuaca Eropa, mencatat ratusan peringatan panas aktif per Selasa (1/7/2025).
“Ini bukan fenomena langka lagi. Panas ekstrem kini jadi rutinitas,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres seperti dilansir Independent UK, Rabu (2/7/2025). Ia mengingatkan bahwa pemanasan global makin memperparah kondisi, dan tak satu pun negara kebal dari dampaknya.
Spanyol Siaga Total
Di Spanyol, 118 peringatan panas diberlakukan. Seville jadi sorotan karena suhu siangnya mencapai lebih dari 40°C, sementara suhu malamnya bertahan di angka 25°C. Kondisi ini membuat dokter khawatir akan beban panas yang terus menerus menghantam tubuh manusia.
Pemerintah menyerukan masyarakat untuk waspada. “Ini bisa berisiko tinggi bagi lansia, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya,” ujar salah satu pejabat kesehatan setempat.
Namun di sisi timur, wilayah seperti Valencia dan Catalonia justru diterjang badai dan hujan lebat. Curah hujan bahkan mencapai 20 mm, menambah tantangan cuaca ekstrem yang berlapis.
Dua Tewas di Italia
Suhu juga melonjak di Italia, dengan titik tertinggi menyentuh 42°C. Delapan wilayah masuk status siaga panas, termasuk Lazio dan Tuscany. Sayangnya, dua nyawa melayang akibat cuaca ekstrem ini. Seorang pekerja konstruksi di Bologna meninggal mendadak, sementara pria lanjut usia tenggelam di kawasan wisata Turin usai banjir bandang melanda.
Bahkan, wilayah utara seperti Trentino-Alto Adige turut diwarnai peringatan badai petir.
Paris Nyaris Lumpuh
Di Prancis, suhu Paris diprediksi tembus 40°C. Météo-France menetapkan peringatan merah untuk beberapa wilayah. Ini adalah peringatan tertinggi dan berarti kondisi cuaca sangat berbahaya.
Pemerintah pun langsung mengambil tindakan. Kementerian Pendidikan menutup lebih dari 1.300 sekolah pada Selasa (1/7). Selain itu, demi mencegah kebakaran, otoritas Indre di Prancis tengah melarang aktivitas pertanian di siang hari. Petani pun terpaksa memanen di malam hari.
Pakar lingkungan memperingatkan bahwa kondisi seperti ini bisa menjadi normal baru. “Panas bukan hanya mengganggu aktivitas, tapi juga mengancam nyawa dan ketahanan pangan,” ujar seorang ilmuwan iklim Prancis.
Sementara itu, warga berusaha bertahan dengan berbagai cara, mulai dari berteduh di ruang ber-AC, menyemprotkan air ke tubuh di jalanan, hingga menyerbu pantai-pantai di Barcelona.
Bukan Sekadar Cuaca
Para ahli mengingatkan bahwa gelombang panas ini bukan sekadar cuaca ekstrem, melainkan peringatan keras dari alam akibat perubahan iklim yang kian tak terkendali.
Eropa harus bersiap, karena musim panas belum usai, dan suhu masih bisa naik lebih tinggi lagi dalam beberapa pekan ke depan.***