Fiersa Besari Ungkap Kronologi Evakuasi Pendaki yang Meninggal di Carstensz Pyramid

Fiersa Besari Ungkap Kronologi Evakuasi Pendaki yang Meninggal di Carstensz Pyramid
Fiersa Besari
Musisi sekaligus pendaki gunung Fiersa Besari mengungkap kronologis evakuasi dua pendaki yang meninggal dunia di Puncak Jaya WIjaya. Foto: Instagram firsabesari.

MAKLUMAT — Duka mendalam menyelimuti dunia pendakian. Lilie Wijayati Poegiono (59), atau yang akrab disapa Mamak Pendaki, dan Elsa Laksono (59), dua sosok yang begitu mencintai gunung, berpulang usai berjuang menaklukkan Carstensz Pyramid, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Musisi sekaligus pendaki Fiersa Besari, yang berada di lokasi, mengisahkan bagaimana proses evakuasi berlangsung. Dalam unggahan di media sosial X, ia menyampaikan belasungkawa serta mengajak masyarakat untuk tidak berspekulasi mengenai insiden ini.

“Turut berduka cita atas berpulangnya Bu Lilie dan Bu Elsa. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Dunia pendakian kehilangan dua sosok luar biasa,” tulis Fiersa diunggah ke Instagram dan media sosial X, Senin (3/3/2025).

Fiersa dan rekannya, Furky Syahroni, baru tiba kembali di Timika setelah tertahan di Base Camp Yellow Valley (YV) akibat cuaca buruk yang menghambat pergerakan helikopter—satu-satunya akses menuju kawasan tersebut.

Medan Berbahaya dan Cuaca Ekstrem

Carstensz Pyramid bukan gunung biasa. Tebing curam dengan ketinggian sekitar 600 meter dari basecamp YV di 4.200 mdpl hingga puncak setinggi 4.884 mdpl membuat pendakian semakin menantang. Teknik penggunaan tali wajib dikuasai, sementara suhu ekstrem dan cuaca yang sulit diprediksi meningkatkan risiko hipotermia.

Fiersa mengungkapkan bahwa rombongan mereka terdiri dari tiga orang, sementara Lilie dan Elsa bergabung dalam tim beranggotakan empat orang dengan operator tur berbeda. Pada 28 Februari 2025, beberapa rombongan lain juga tengah melakukan pendakian, termasuk tim dari Balai Taman Nasional.

Baca Lainnya  Jaksa Agung Tegaskan Pentingnya Peran Daerah dalam Pencegahan Korupsi

Insiden ini baru diketahui Fiersa dan timnya setelah tiba di basecamp YV pada 28 Februari pukul 22.48 WIT. Informasi lebih lanjut diterima keesokan paginya, 1 Maret 2025 pukul 04.00 WIT.

“Kami kaget dan sedih. Tim di YV langsung mencoba menghubungi pendaki yang masih terjebak menggunakan radio komunikasi. Alhamdulillah, tiga pendaki lainnya berhasil selamat meski sempat kritis,” ujar Fiersa.

Proses Evakuasi yang Tidak Mudah

Evakuasi berlangsung penuh tantangan. Pada 1 Maret 2025 pukul 11.20 WIT, tim penyelamat bergerak bersama tiga pendaki yang selamat menuju Base Camp Yellow Valley dan tiba dengan selamat pukul 14.30 WIT.

Sementara itu, tim evakuasi lain dikerahkan untuk mengevakuasi jenazah Lilie dan Elsa yang berada di Teras 2. Satu jenazah berhasil dievakuasi pukul 16.41 WIT, sementara jenazah kedua baru bisa diturunkan pada dini hari 2 Maret 2025.

Tragedi ini menjadi pengingat betapa berisikonya pendakian di Carstensz Pyramid. Persiapan yang matang dan pemantauan cuaca sangat krusial bagi siapa pun yang ingin menaklukkan salah satu puncak tertinggi di Indonesia ini.

Di akhir pernyataannya, Fiersa mengimbau semua pihak untuk tidak berspekulasi dan memberi ruang bagi keluarga korban untuk berduka.

“Dunia pendakian berduka. Mari kita beri ruang bagi keluarga untuk meratapi kehilangan ini tanpa spekulasi dan asumsi yang menyakitkan. Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam evakuasi. Salam lestari,” tutupnya.

Baca Lainnya  Jelang KTT G20 di Brasil, Prabowo Bertemu Sekjen PBB Bahas Sejumlah Isu, Termasuk Soal Palestina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *