MAKLUMAT– Penantian panjang 14 tahun berakhir sudah. Republik Demokratik Timor Leste akhirnya resmi mengunci status sebagai anggota ke-11 ASEAN. Momen bersejarah ini terjadi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Ahad (26/10/2025).
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menandai momen itu, berdiri diapit oleh Ketua ASEAN 2025, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Penerimaan ini mengakhiri proses panjang sejak Timor Leste mengajukan permohonan keanggotaan resmi pada 2011.
PM Xanana Gusmao tidak bisa menyembunyikan kebanggannya. Dia menyebut aksesi ini sebagai realisasi visi bangsa. “Ini adalah perwujudan visi lama bangsa kami untuk berdiri bahu-membahu dengan tetangga regional sebagai mitra setara,” ujar Gusmao dalam pernyataan resminya.
Dia menegaskan, momen ini mencerminkan kerja keras pemerintah, rakyat, dan seluruh mitra ASEAN. Timor Leste, lanjutnya, siap berkontribusi pada tujuan bersama Komunitas ASEAN. “Kami siap memajukan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan kemajuan budaya di kawasan ini,” imbuhnya.
Pemerintah Timor Leste juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada Malaysia, selaku Ketua ASEAN 2025, yang memandu transisi mulus ke keanggotaan penuh.
Sambutan hangat datang dari negara tetangga, Indonesia. Presiden RI Prabowo Subianto, yang hadir langsung di sesi pleno, secara khusus menyambut Timor Leste. Dalam KTT itu, Presiden Prabowo duduk di antara Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Selain menyambut anggota baru, Prabowo juga menyampaikan selamat kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul. Rasa duka juga mewarnai suasana KTT. Presiden Prabowo memanfaatkan kesempatan itu untuk menyampaikan belasungkawa mendalam atas nama rakyat Indonesia. “Saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand,” ujar Presiden Prabowo dalam pernyataan resmi.
Dalam pidato utamanya, Prabowo menekankan satu hal krusial: persatuan ASEAN. Dia menyebut persatuan sebagai kekuatan utama menghadapi ketegangan global yang terus memanas.
Puji Malaysia
Prabowo secara terbuka memuji kepemimpinan tegas PM Anwar Ibrahim dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi baru-baru ini. “Saya mengapresiasi kepemimpinan tegas Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Indonesia siap mendukung langkah selanjutnya dari perjanjian gencatan senjata,” tegas Prabowo.
Bagi Presiden, persatuan ASEAN bukan sekadar slogan. “Persatuan adalah strategi yang direncanakan untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional,” tandasnya.
Di tengah ketidakpastian geopolitik, Prabowo mendorong ASEAN terus memperkuat koordinasi ekonomi, integrasi regional, dan transformasi digital. Langkah ini penting untuk menghadapi guncangan eksternal.
Presiden juga mengapresiasi para Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN yang menunjukkan solidaritas. Dia menekankan pentingnya inisiatif baru perdagangan barang, pembaruan ASEAN-China FTA, serta kerangka ekonomi digital kawasan. “Kita akan terus menegaskan peran ASEAN sebagai penggerak pertumbuhan dan pusat inovasi,” ucapnya.
Prabowo mengingatkan, kekuatan ASEAN di kancah global harus berakar pada fondasi yang kuat di dalam negeri. Fondasi ini memberikan kredibilitas bagi ASEAN untuk membentuk tatanan dunia yang adil.
Menutup pidatonya, Presiden Prabowo mengajak seluruh negara anggota berani, adaptif, dan visioner. “Menghadapi ketidakpastian global, mari kita memimpin dengan tujuan. Bukan hanya untuk kawasan kita, tetapi untuk dunia yang lebih stabil dan inklusif,” pungkasnya.***