MAKLUMAT – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,5 mengguncang Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Selasa (30/9) malam pukul 23.49 WIB. Guncangan kuat yang berpusat di laut ini menyebabkan sedikitnya tiga warga mengalami luka-luka dan puluhan bangunan rusak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat gempa berada di koordinat 7,25 LS dan 114,22 BT, atau 50 kilometer tenggara Kabupaten Sumenep. Gempa dangkal dengan kedalaman 11 kilometer ini dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Menurut laporan Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, ketiga korban luka telah mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Gayam, Sumenep.
Hingga Rabu (1/10) pagi, data sementara yang dihimpun tim gabungan BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Sumenep mencatat sebanyak 30 unit rumah warga mengalami kerusakan. Selain itu, guncangan gempa juga merusak empat fasilitas ibadah dan satu fasilitas kesehatan. Dampak kerusakan ini tersebar di empat kecamatan, yaitu Gayam, Nonggunong, Talango, dan Saronggi.
Getaran gempa dirasakan dengan intensitas bervariasi. Di wilayah Jawa Timur, guncangan terasa sedang hingga kuat selama 3-20 detik, meliputi sebagian besar wilayah Pulau Madura, Surabaya, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, Gresik, hingga Mojokerto. Guncangan yang terjadi secara tiba-tiba membuat sebagian besar warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
“Guncangan gempabumi ini dirasakan lemah hingga sedang selama 3-5 detik di sejumlah kabupaten/kota wilayah Provinsi Bali seperti Kabupaten Gianyar, Buleleng, Tabanan, Denpasar dan Kuta,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D, Rabu (1/10/2025).
Pasca-gempa utama, tercatat empat kali gempa susulan hingga pukul 00.29 WIB dengan magnitudo terbesar mencapai M 4,4. Akibat guncangan, aliran listrik di Kecamatan Gayam sempat terputus dan saat ini dalam proses pemulihan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berkoordinasi dengan BPBD di wilayah terdampak untuk melakukan penanganan darurat, termasuk monitoring, kaji cepat, dan pendataan kerusakan lebih lanjut.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, namun senantiasa waspada terhadap potensi gempa susulan. Warga disarankan untuk menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh dan memastikan jalur evakuasi aman.
Selain itu, masyarakat diharapkan hanya mengikuti informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD untuk menghindari berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.***