MAKLUMAT — Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang Jumat (21/11/2025). Berdasarkan periode pengamatan pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, gunung api aktif di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini tercatat dua kali memuntahkan Awan Panas Guguran (APG) pada Jumat malam.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi PVMBG, Tri Mujiyanta, melaporkan bahwa awan panas tersebut meluncur ke arah sektor selatan-barat daya, tepatnya menuju hulu Kali Bebeng.
Terekam cctv luncuran lava pijar gunung merapi malam ini pic.twitter.com/IrUqCkuw1M
— Merapi Uncover (@merapi_uncover) November 21, 2025
”Teramati 2 kali awan panas guguran ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter,” ujar Tri dikutip dari laman Magma ESDM, Sabtu (22/11/2025) dini hari.
Secara visual, meski gunung sempat tertutup kabut tebal, aktivitas guguran lava masih dapat diamati dengan jelas saat cuaca mendukung. Selain awan panas, PVMBG mencatat adanya 8 kali guguran lava yang juga mengarah ke Kali Bebeng dengan jarak luncur yang sama, yakni 2.000 meter.
Menurut laporan Tri, potensi bahaya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data instrumental seismik memperkuat bukti tingginya aktivitas di kubah lava. Gempa APG terekam dengan amplitudo 40-57 mm dan durasi cukup panjang, yakni antara 141,54 hingga 205,96 detik.
Selain itu, seismogram mendominasi catatan dengan 103 kali gempa guguran dan 52 kali gempa fase banyak (hybrid). Hal ini mengindikasikan bahwa suplai magma dari dalam masih terus berlangsung, yang berpotensi memicu luncuran awan panas susulan di dalam daerah potensi bahaya.
Waspada Lahar Hujan
Selain ancaman material pijar, PVMBG juga memperingatkan potensi bahaya sekunder berupa lahar hujan. Data klimatologi di puncak Merapi menunjukkan adanya curah hujan dengan intensitas 5 mm per hari, dengan kondisi cuaca mendung dan angin tenang. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap aliran sungai yang berhulu di Merapi, khususnya saat hujan turun. ”Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tegas Tri.
Hingga kini, rekomendasi jarak aman tidak berubah. Potensi bahaya di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong (maksimal 5 km) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km). Sedangkan di sektor tenggara, bahaya mengancam Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km. Lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif diperkirakan dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.***