Guru sebagai Fasilitator, Bukan yang Maha Tahu di Kelas

Guru sebagai Fasilitator, Bukan yang Maha Tahu di Kelas

MAKLUMAT — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menegaskan pentingnya transformasi peran guru dalam proses belajar-mengajar agar lebih relevan dengan tantangan zaman.

Hal itu ia sampaikan dalam Pembukaan Pelatihan Pembelajaran Mendalam (PM) yang digelar di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka), pada Senin (21/7/2025).

Menurut Fajar, sistem pendidikan saat ini membutuhkan pendekatan baru yang tidak lagi menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber kebenaran, tetapi sebagai fasilitator yang mendampingi murid dalam proses pencarian pengetahuan.

“Jadi tantangan kita semua sebagai guru atau bidang kependidikan itu ialah mengimplementasikan PM ini sebagai simbol metode pembelajaran, bukan kurikulum. Maka sebagai guru kita harus menjadi fasilitator, bukan yang menjadi maha tahu ketika mengajar di kelas,” ucap Fajar, dilansir laman resmi Uhamka.

Fajar juga menyoroti adanya kesenjangan mutu pendidikan antara DKI Jakarta dan wilayah lain, terutama kabupaten. Karena itu, pelatihan semacam ini dinilai penting untuk meratakan kualitas pendidikan nasional, sekaligus sebagai langkah strategis menyongsong Indonesia Emas 2045.

Kegiatan pelatihan ini terselenggara atas kerja sama Uhamka dan Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) DKI Jakarta, dengan peserta dari seluruh jenjang pendidikan—mulai dari PAUD hingga SMA, serta para kepala sekolah dari lima wilayah administratif DKI Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu.

Rektor Uhamka, Prof. Gunawan Suryoputro, menyatakan komitmen kampusnya dalam mendukung kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas guru yang sejalan dengan misi Kemendikdasmen.

Baca Juga  Beli Rumah Tanpa Utang atau KPR? Dosen UMM Bagikan Tips Jitu

“Uhamka sangat bersedia memfasilitasi kegiatan yang bermakna seperti ini agar berjalan lancar dan sukses. Sehingga melalui pelatihan ini hasilnya dapat diimplementasikan dengan baik di sekolah,” tutur Prof. Gunawan.

Sementara itu, Ketua Panitia, Saiful Bari, menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari transformasi pendidikan abad ke-21 yang mengedepankan pembelajaran bermakna dan menggembirakan.

“Pelatihan untuk kepala sekolah berlangsung, mulai dari tanggal 21 Juli-25 Juli 2025. Sedangkan untuk guru SD-SMA mulai dari tanggal 21 Juli-26 Juli 2025 dan keseluruhan peserta berjumlah 1881 dari wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu,” ujar Saiful.

Dengan pelatihan ini, diharapkan para guru dan kepala sekolah dapat melakukan pendekatan pengajaran yang lebih mendalam, menciptakan ruang belajar yang lebih hidup, interaktif, serta relevan dengan kebutuhan peserta didik masa kini.

*) Penulis: Ubay NA

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *