Site icon Maklumat untuk Umat

Harbolnas 2025 Digelar 10–16 Desember, Ajang Pemerintah Mendorong Produk Lokal

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam road to kick off Harbolnas 2025. (Foto: Kemenko Perekonomian)

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam road to kick off Harbolnas 2025. (Foto: Kemenko Perekonomian)

MAKLUMAT — Pemerintah kembali menggelar program diskon terbesar sepanjang tahun melalui rangkaian Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025. Momen ini diinisiasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian bersama Kementerian Perdagangan serta Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), dengan fokus mendorong produk-produk lokal agar semakin dikenal masyarakat luas.

Puncak perayaan Harbolnas dijadwalkan pada 10–16 Desember 2025. Selama periode tersebut, masyarakat dapat menikmati promo besar, menyaksikan pameran produk lokal unggulan, sekaligus mengikuti kampanye kreatif yang mengajak konsumen memilih, membeli, dan bangga pada karya anak bangsa.

Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menekankan pentingnya momentum ini bagi pelaku UMKM. Hal itu ia tegaskan dalam acara Kick Off Road to Harbolnas 2025 yang berlangsung di Graha Sawala Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).

“Kegiatan ini menjadi penting, terutama dalam momentum untuk mendorong UMKM, karena UMKM ini adalah salah satu kelas menengah di Indonesia. Jadi ini perlu kita pertebal kegiatan-kegiatan yang mendorong kelas menengah, baik dari segi ekosistem, produsen, maupun pipeline, dalam hal ini pipeline-nya melalui e-commerce, maupun dengan konsumen. Jadi ini dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Tahun ini Harbolnas memasuki edisi ke-14 sejak pertama kali digelar pada 2012. Catatan tahun 2024 menunjukkan peningkatan signifikan, dengan total transaksi mencapai Rp31,2 triliun atau naik 21,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, kontribusi produk lokal menembus Rp16,1 triliun, meningkat 31 persen dari tahun 2023. Keterlibatan UMKM juga semakin besar seiring integrasi kampanye Bangga Buatan Indonesia di berbagai platform e-commerce.

Selain itu, Indonesia mencatat pertumbuhan pesat ekonomi digital. Proyeksi Gross Merchandise Value (GMV) diperkirakan mencapai USD360 miliar pada 2030, menjadikan Indonesia pasar digital terbesar di Asia Tenggara. Potensi ini bisa melesat dua kali lipat bila Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) berhasil disahkan.

“Dalam ASEAN-DEFA diharapkan masalah tarif tidak mengganggu perekonomian digital di ASEAN. Karena ini penting untuk memperkuat intra-ASEAN trade. Intra-ASEAN trade yang paling baik tentu people-to-people, consumer-to-consumer, termasuk payment system. Di mana dalam DEFA itu salah satu yang low hanging fruit adalah terkait dengan digital payment yang saat sekarang QRIS sudah didorong oleh Bank Indonesia, bahkan sudah beyond ASEAN, Jepang pun sudah menerima QRIS,” jelasnya.

Dengan membawa tagline “Nyatakan Cinta Nusantara”, Harbolnas 2025 ditargetkan membukukan transaksi Rp33–35 triliun, atau naik sekitar 5–10 persen dari tahun lalu. Kontribusi produk lokal diproyeksikan mencapai 50–55 persen dari total transaksi.

“Jadi dalam rangka road to Harbolnas ini, kegiatan UMKM semakin didorong, terutama kampanye Bangga Buatan Indonesia. Dan tentu saya berharap bahwa produk Indonesia, platform Indonesia itu bisa meningkat. Jadi mulai dari produk, pipeline, sampai konsumennya bisa meningkat,” pungkasnya.

Exit mobile version