MAKLUMAT — Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, memanfaatkan hari tenang Pilkada dengan berziarah ke makam para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Senin (25/11/2024).
Ziarah dimulai di kompleks Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, tempat makam KH Wahab Chasbullah berada. Kedatangannya diawali dengan silaturahmi ke kediaman kasepuhan, di mana Khofifah diterima oleh putri Kiai Wahab, Nyai Machfudhoh binti Wahab Chasbullah.
Didampingi keluarga besar dhuriyah Kiai Wahab, seperti KH Hasib Wahab, KH Rokib Wahab, dan Gus Mujib, Khofifah melaksanakan tahlil dan doa di pusara pendiri NU tersebut. Dengan khidmat, ia menabur bunga di makam seraya mengenang perjuangan Kiai Wahab dalam kemerdekaan Indonesia.
“Alhamdulillah, kami berkesempatan ziarah ke makam Kiai Wahab. Beliau memiliki peran yang sangat besar bagi bangsa ini, baik dalam menyebarkan ilmu maupun dalam membangun persatuan,” kata Khofifah.
Khofifah juga mengungkapkan peran Kiai Wahab dalam perjuangan kemerdekaan, mulai dari terlibat dalam gerilya melawan penjajah, hingga mendirikan Nahdhatut Tujjar, lembaga dagang yang menjadi tonggak pembiayaan gerakan NU dan perjuangan nasional lainnya.
“Peran Kiai Wahab tidak hanya sebatas gerakan spiritual, tetapi juga mencakup bidang sosial dan ekonomi, yang sangat relevan hingga hari ini,” ujarnya.
Usai dari makam Kiai Wahab, Khofifah melanjutkan perjalanan ke kompleks Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, tempat makam KH Bisri Syansuri berada. Di lokasi ini, Khofifah kembali melaksanakan tahlil dan doa, serta bersilaturahmi dengan keluarga besar pesantren.
Ulama Fikih
Menurut Khofifah, Kiai Bisri bukan hanya seorang ulama fikih, tetapi juga seorang tokoh yang progresif. Salah satu kontribusi besarnya adalah mendirikan pesantren perempuan pertama di Indonesia, sebuah langkah yang dianggap visioner pada zamannya.
“Kiai Bisri juga berani mengambil sikap progresif, termasuk pada masa Orde Baru, yang menunjukkan kepeduliannya terhadap keadilan dan keilmuan,” katanya.
Ia menekankan pentingnya menghargai peran ulama NU dalam sejarah Indonesia. “Ulama-ulama NU berkontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Kita tidak boleh melupakan jasa para pejuang dan ulama yang telah mewujudkan Indonesia seperti sekarang ini,” tutupnya.