MAKLUMAT — Kabar duka datang dari keluarga besar Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem. Mayjen TNI (Purn) Dr (HC) I Gusti Kompyang Manila SIP alias IGK Manila, meninggal dunia pagi ini, Senin (18/8/2025) sekitar pukul 08.59 WIB di RS Bunda, Jakarta Pusat.
Kabar berpulangnya Gubernur ABN NasDem di usia 83 tahun itu disampaikan Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai NasDem, H. Charles Meikyansah. “Turut berdukacita atas berpulangnya Opa Manila (Gub ABN) hari ini di RS Bunda Jakarta,” tulisnya, dikutip dari laman resmi Partai NasDem.
Atas kabar tersebut, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh langsung menginstruksikan seluruh jajaran partai untuk memberikan dukungan penuh dalam mempersiapkan prosesi penghormatan terakhir almarhum di Kampus ABN NasDem, Jakarta Selatan.
Semasa hidupnya, IGK Manila dikenal sebagai sosok penuh dedikasi dan pengabdian. Ia bukan hanya berkarier di dunia militer dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI Angkatan Darat, tetapi juga mengabdikan diri di bidang olahraga, pendidikan kader, hingga dunia sepak bola. Sebagai Gubernur ABN, ia konsisten mendorong kaderisasi yang menanamkan semangat perjuangan dan cinta Tanah Air.
Surya Paloh menilai IGK Manila sebagai pribadi langka yang memberikan seluruh energi, pikiran, dan tenaga untuk kepentingan bangsa. Hal itu pernah disampaikan Surya Paloh dalam peringatan ulang tahun ke-83 IGK Manila di Kampus ABN, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025) lalu.
“Saya katakan sejujurnya kepada semua, betapa sosok I Gusti Kompyang Manila ini mendedikasikan diri, waktu, tenaga, pikiran, dan semua energi yang dimilikinya untuk memberikan kontribusi yang amat sangat bermanfaat, tidak terbatas kepada kepentingan diri atau kelompok, tapi untuk masyarakat dan bangsa yang kita cintai,” ujarnya.
Bagi Paloh, IGK Manila bukan hanya rekan seperjuangan, melainkan sahabat sejati. “Dia adalah sahabat, bukan sekadar teman. Sahabat dalam terminologi yang saya pahami bisa menerima bukan hanya kehebatan kita, tapi juga kelemahan-kelemahan kita. Itu ada pada diri IGK Manila,” tuturnya.
Almarhum IGK Manila lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942. Semasa kariernya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum ORARI, Direktur Akademi Olahraga Indonesia (AKORIN), hingga dikenal luas sebagai “Bapak Wushu Indonesia”. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) dan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat di era Ketua Umum Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar.
Nama IGK Manila juga harum di dunia sepak bola. Sebagai manajer, ia mengantar Timnas Indonesia meraih emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina, prestasi yang baru terulang 32 tahun kemudian di SEA Games Kamboja 2023.
Selain itu, sebagai seorang purnawirawan perwira tinggi TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI AD (POM ABRI), IGK Manila tercatat pernah memimpin Operasi Ganesha pada 1982, sebuah operasi penyelamatan ratusan gajah dari Air Sugihan, Sumatera Selatan, ke Lebong Hitam, Lampung, sejauh sekitar 70 kilometer. Operasi non-militer pertama TNI ini membuatnya mendapat julukan “Panglima Gajah”.
Kepergian IGK Manila meninggalkan duka mendalam, baik bagi keluarga besar TNI, Partai NasDem, maupun dunia olahraga Indonesia. Sosoknya akan dikenang sebagai seorang perwira, pendidik, sekaligus sahabat yang mengabdikan hidupnya untuk bangsa.
Usai dimandikan di RSPAD Gatot Subroto, jenazah IGK Manila disemayamkan di Gedung ABN Nasdem Pancoran, Jakarta. Rencananya, jenazah bakal dikremasi hari Rabu (20/8/2025) mendatang di Jakarta.