India dan Pakistan Semakin Memanas Akibat Konflik Kashmir, Picu Perang Nuklir?

India dan Pakistan Semakin Memanas Akibat Konflik Kashmir, Picu Perang Nuklir?

MAKLUMAT — Ketegangan antara India dan Pakistan di wilayah perbatasan Kashmir masih memanas. Terbaru, kedua pihak terlibat baku tembak pada Ahad (27/4/2025). Ketegangan kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu memicu kecemasan berbagai pihak, sebab berpotensi menimbulkan konflik yang lebih besar.

Dilansir portal DW, India mengklaim hanya membalas tembakan senjata ringan yang terlebih dulu dilakukan oleh tentara Pakistan. Insiden ini terjadi di sepanjang Line of Control (LoC), yakni garis perbatasan yang memisahkan wilayah Kashmir yang dikuasai India dan Pakistan.

Bersamaan dengan itu, Angkatan Laut India melakukan uji coba rudal pada Ahad (27/4/2025) untuk menunjukkan kemampuannya melakukan serangan jarak jauh dengan presisi tinggi. Uji coba ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Pakistan.

Dikutip dari The Guardian, Angkatan Laut India menyatakan bahwa beberapa kapal mereka berhasil melakukan latihan penembakan anti-kapal untuk memastikan kesiapan kapal, sistem, dan kru dalam menghadapi serangan jarak jauh yang presisi. Rudal yang diuji tersebut memang dirancang untuk serangan jarak jauh dengan akurasi tinggi.

Sementara itu, Menteri Perkeretaapian Pakistan, Hanif Abbasi, memperingatkan bahwa Pakistan memiliki lebih dari 130 rudal nuklir yang semuanya ditujukan ke India. Pernyataan Abbasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir ini bisa berkembang menjadi konflik yang lebih besar.

Penembakan di Kashmir Picu Konflik

Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata menembaki area dekat sebuah resor wisata di Kashmir yang dikuasai India pada Selasa (22/4/2025). Sebanyak 26 orang meninggal dunia, terdiri dari 25 orang warga negara India dan satu warga negara Nepal.

India menuduh Pakistan terlibat dalam serangan tersebut. Meskipun India tidak memberikan bukti langsung, mereka mengungkit sejarah bahwa Pakistan pernah mendukung kelompok teroris yang menyerang India sebelumnya.

Perdana Menteri India, Narendra Modi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris yang juga menyebabkan beberapa orang terluka. Melalui akun sosial media X miliknya @narendramodi, ia menyampaikan bahwa India akan memerangi terorisme.

“Mereka yang berada di balik tindakan keji ini akan diadili…, mereka tidak akan luput! Agenda jahat mereka tidak akan pernah berhasil. Tekad kami untuk memerangi terorisme tidak tergoyahkan dan akan semakin kuat,” tulisnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif membantah tuduhan tersebut. Ia menyatakan bahwa Pakistan terbuka untuk berpartisipasi dalam penyelidikan yang netral, transparan, dan kredibel mengenai insiden tersebut pada Sabtu (26/4/2025).

Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, juga mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa Islamabad siap bekerja sama dengan penyelidik netral apapun untuk memastikan kebenaran terungkap dan keadilan ditegakkan.

“Pakistan tetap berkomitmen pada perdamaian, stabilitas, dan kepatuhan terhadap norma-norma internasional, namun tidak akan mengorbankan kedaulatannya,” tambahnya.

India juga mengambil langkah dengan membekukan perjanjian perairan Indus, mengusir diplomat Pakistan, dan membatalkan visa untuk warga Pakistan. Tak mau kalah, Pakistan pun merespons dengan mengusir diplomat India, membatalkan visa untuk warga India, menutup wilayah udaranya, dan menangguhkan perjanjian Shimla tahun 1972.

Dilansir dari Channel News Asia pada Jumat (25/4/2025), Kashmir adalah wilayah perbatasan yang sejak lama diperebutkan beberapa pihak, terutama India dan Pakistan. Sejak kedua negara mendapat kebebasannya dari Inggris pada 15 Agustus 1947, awalnya Kashmir adalah wilayah yang masih berdiri sendiri.

Pada Oktober 1947, pasukan bersenjata Pakistan menyerang Kashmir. Raja Kashmir lalu meminta bantuan India. Hal ini lalu memicu peperangan antara India dan Pakistan untuk memperebutkan wilayah tersebut. Gencatan senjata lalu terjadi pada Januari 1949 dan Kashmir dibagi untuk kedua negara. Namun ketegangan antara dua negara masih sering terjadi, beberapanya seperti di tahun 1965, 1971, 1989, dan masih banyak lagi.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *