MAKLUMAT— Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia menggandeng Kedutaan Besar Rusia untuk menggelar program peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam menangani kejahatan narkotika.
Kepala BNN RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menegaskan urgensi realisasi program ini. Pasalnya, prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus meningkat. Pada 2023, jumlah penyalah guna narkotika mencapai 3,33 juta orang atau sekitar 1,73 persen dari populasi.
“Jika tak segera ditangani, situasi ini akan mengancam masa depan generasi muda Indonesia,” tegas Komjen Marthinus seperti dikutip di laman tribrata news, Selasa (22/7)
Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Veronika Novoseltseva, menyampaikan langsung rencana kerja sama tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke Jakarta. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas personel BNN RI agar mampu merespons kompleksitas kejahatan narkotika lintas negara.
BNN menyambut baik inisiatif ini dan segera melakukan koordinasi dengan instansi terkait guna mempercepat implementasi. Dalam pertemuan tersebut, BNN juga menyoroti keterlibatan kelompok teroris dalam jaringan peredaran narkoba. Mereka menggunakan perdagangan gelap ini sebagai sumber pendanaan.
Kerja sama Indonesia–Rusia ini diharapkan tak hanya sebatas peningkatan kapasitas, tetapi juga mencakup pertukaran informasi intelijen. Tujuannya adalah melacak serta membekukan aset-aset yang dimiliki jaringan teroris dan kartel narkoba.
Komjen Marthinus sebelumnya telah mengingatkan bahwa jaringan narkoba internasional kian berkembang. Pada 2025, penyitaan methamphetamine (sabu-sabu) di kawasan Asia Timur dan Tenggara meningkat 24 persen. Oleh karena itu, ia menyerukan kerja sama regional yang lebih solid dan cerdas.
“Negara-negara di kawasan harus bersatu dan bertindak cepat. Jangan beri ruang bagi kejahatan narkotika untuk tumbuh,” pungkasnya.