22 C
Malang
Rabu, Januari 22, 2025

PLTS IKN Beri Cahaya Baru Ekonomi Negeri

PLN NP telah menuntaskan proyek PLTS IKN berkekuatan 50 MW guna meningkatkan perekonomian dan pemerataan industri.
KilasIndonesia Naik Peringkat 54 di Global Innovation Index 2025

Indonesia Naik Peringkat 54 di Global Innovation Index 2025

Global Innovation Index
Peringkat Indonesia pada Global Innovation Index berada di posisi 54, melesat dari posisi 87 pada tahun 2021.Menurut Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, riset adalah investasi jangka panjang, bukan hasil instan. Foto:Dok BRIN

MAKLUMAT — Posisi Indonesia dalam Global Innovation Index (GII) melesat tajam. Indonesia kini berada di peringkat 54, naik jauh dari posisi 87 pada tahun 2021. Hal ini membawa angin segar bagi masa depan riset dan inovasi nasional.

“Sebelum BRIN berdiri pada tahun 2021, posisi kita selalu di sekitar peringkat 85. Namun kini, kita berhasil melompat ke posisi 75, kemudian 61, dan akhirnya tahun ini mencapai peringkat 54. Ini adalah bukti nyata kerja bersama dalam membangun ekosistem riset dan inovasi yang lebih baik,” kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, dalam keterangan resmi BRIN, Rabu (22/1/2025).

Organisasi Hak Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) menerbitkan Global Innovation Index (GII) sebagai barometer penting yang menilai kinerja inovasi negara-negara. Indeks ini bukan hanya soal peringkat, tetapi juga alat bagi para pengambil kebijakan untuk merumuskan strategi yang mendorong inovasi.

GII menilai inovasi dengan berbagai kriteria, seperti infrastruktur penelitian, modal manusia, pembiayaan, investasi, keterkaitan, hingga penciptaan dan penyebaran pengetahuan.

Fondasi penilaiannya dari lembaga internasional seperti Bank Dunia, Forum Ekonomi Dunia, dan International Telecommunication Union.

“Keberhasilan tidak hanya diukur dari produk riset yang langsung dapat dimanfaatkan masyarakat, tetapi juga dari pengembangan ekosistem riset yang kuat” tegas Laksana Tri Handoko.

Ia menyebutkan bahwa BRIN telah memperbaiki skema peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Tidak hanya bagi peneliti di BRIN, tetapi juga untuk universitas, industri, dan komunitas riset lainnya. “Riset dan inovasi adalah kunci menciptakan SDM unggul,” katanya mantap.

Untuk memperkuat infrastruktur, BRIN menghadirkan platform e-layanan sains (elsa), yang memberikan akses fasilitas riset canggih. Selain itu, sejak 2022, skema pendanaan berbasis kompetisi mulai diterapkan dan mulai membuahkan hasil. “Kami ingin memastikan bahwa riset di Indonesia memenuhi standar global,” ujar Handoko.

539 Kekayaan Intelektual

Sepanjang 2024, BRIN mencatatkan 539 kekayaan intelektual (KI), mulai dari paten, hak cipta, merek, hingga desain industri dan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

Hingga Januari 2025, lebih dari 6.117 karya ilmiah terbit di jurnal bereputasi dunia dengan 5.865 sitasi, mendongkrak Field-Weighted Citation Impact (FWCI) menjadi 1,11. Semua ini, menurut Handoko, adalah buah dari kolaborasi nasional dan internasional yang intens.

Namun, ia menekankan bahwa riset adalah investasi jangka panjang. “Hasilnya tidak bisa dilihat seketika. Perlu waktu bertahun-tahun sebelum manfaatnya benar-benar terasa,” jelasnya, mengajak masyarakat untuk bersabar.

BRIN mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan mencapai swasembada pangan dan energi. Arah riset yang dirancangnya sepenuhnya sejalan dengan kebutuhan nasional. “Kami terus mengembangkan varietas unggul padi dan jagung untuk memperkuat ketahanan pangan,” ungkapnya.

Sementara untuk energi, BRIN menggarap teknologi co-firing berbasis biomassa lokal di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ambisi BRIN tidak berhenti di situ. Handoko yakin bahwa kontribusi lembaganya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen dan membawa Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah.

Sejak diresmikan melalui Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021, BRIN telah menjadi rumah bagi lebih dari 13.663 SDM, dengan 70 persen di antaranya adalah periset.

Penggabungan lima lembaga riset besar — Kemenristek, BPPT, LIPI, BATAN, dan LAPAN — serta 74 lembaga litbang kementerian membuat BRIN menerima rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga riset dengan integrasi terbanyak.”Ini adalah langkah besar,” ujar Handoko.

Ads Banner

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer