Indonesia Tak Boleh Rusuh, PP Nasyiatul Aisyiyah Serukan Jalan Damai di Tengah Polemik Nasional

Indonesia Tak Boleh Rusuh, PP Nasyiatul Aisyiyah Serukan Jalan Damai di Tengah Polemik Nasional

MAKLUMATPimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) menggelar doa bersama bertajuk “Rawat Ibu Pertiwi” di tengah memanasnya situasi politik nasional akibat maraknya aksi unjuk rasa di berbagai daerah. Kegiatan ini dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) Salmah Orbayinah, Ketua Umum PPNA Ariati Dina Puspitasari, serta jajaran pengurus pusat Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.

Dalam kesempatan itu, Salmah Orbayinah menyampaikan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban jiwa maupun luka dalam gelombang demonstrasi. Ia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi merupakan bagian dari demokrasi, namun harus tetap berada dalam koridor damai.

“Kondisi tanah air kita hampir di seluruh daerah tidak baik-baik saja. Kami mengucapkan duka bagi korban yang meninggal maupun terluka. Demonstrasi memang bagian dari demokrasi, namun harus dilakukan secara damai melalui dialog dan musyawarah sebagaimana arahan PP Muhammadiyah,” kata Salmah, Senin (1/9/2025).

Salmah menilai aksi anarkis yang terjadi dalam demonstrasi memberikan dampak berat bagi perempuan dan anak-anak. Ia mengingatkan pentingnya pengawasan keluarga serta peningkatan literasi media agar masyarakat, terutama generasi muda, tidak mudah terprovokasi.

“Pengawasan pada saudara-saudara kita, anak-anak kita, sangat penting agar tidak terlibat dalam aksi anarkis. Literasi media juga harus diperkuat karena tidak semua informasi benar. Generasi muda perlu pendampingan agar tidak terjebak provokasi,” tegasnya.

Aspirasi Rakyat

Sementara itu, Ketua Umum PPNA Ariati Dina Puspitasari menyampaikan harapannya agar aspirasi rakyat dapat ditampung dengan adil tanpa diwarnai kekerasan, penjarahan, maupun perusakan fasilitas umum.

Baca Juga  Pimpinan Pusat Aisyiyah Sidang Tanwir I di Jakarta; Bahas Strategi Perempuan Berkeadilan dan Tantangan Nasional

“Mudah-mudahan ini menjadi yang terakhir. Aspirasi rakyat harus melahirkan keadilan, bukan kekerasan atau perusakan. Dalam agama pun kita diajarkan menyampaikan aspirasi tanpa merusak,” ujar Ariati.

Ia juga menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban jiwa. Menurut Ariati, merawat negeri adalah tanggung jawab semua anak bangsa, khususnya perempuan sebagai ibu generasi penerus.

“Kekerasan tidak akan pernah melahirkan keadilan, justru memperpanjang luka. Merawat negeri adalah tanggung jawab setiap anak bangsa,” katanya.

Agenda doa bersama ini dipimpin Ketua Bidang Dakwah PPNA, Nur Arina Hidayati. Momentum tersebut sekaligus menjadi ajakan moral agar bangsa Indonesia kembali menempuh jalan damai dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *