Indowood Expo 2025 Dibuka, Industri Kayu Bidik Ekspor USD 6 Miliar dan 4 Juta Lapangan Kerja

Indowood Expo 2025 Dibuka, Industri Kayu Bidik Ekspor USD 6 Miliar dan 4 Juta Lapangan Kerja

SURABAYA — Pemerintah dan pelaku industri menargetkan lonjakan besar dari sektor kayu. Melalui ajang Indonesia Forestry and Woodworking Machinery Expo (Indowood Expo) 2025, mereka membidik ekspor senilai USD 6 miliar serta penciptaan empat juta lapangan kerja dalam lima tahun ke depan.

Pameran ini resmi dibuka di Grand City Hall, Surabaya, Kamis (19/6) dan ditutup pada Sabtu (21/6/2025). Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika membuka acara tersebut mewakili Menteri Perindustrian.

Sebanyak 100 peserta dari industri mesin woodworking, furnitur, bahan baku, hingga teknologi menampilkan inovasi terbaik mereka. Mereka memenuhi area seluas 4.000 meter persegi dengan produk-produk unggulan.

“Kami ingin industri kayu Indonesia melesat. Nilai ekspor hingga Maret 2025 sudah mencapai USD 3,23 miliar dengan volume 4,32 juta ton. Tapi ini baru permulaan,” tegas Putu Juli dikutip dari keterangan resmi.

Ia menyebut, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) juga menunjukkan tren positif. Pada Mei 2025, indeks itu menyentuh angka 52,11. Menurutnya, angka itu mencerminkan semangat kebangkitan sektor industri, terutama bidang pengolahan kayu dan mebel.

Bidik Ekspor USD 6 Miliar

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, menyampaikan bahwa Indowood Expo menjadi bagian dari strategi jangka panjang. “Kami dorong pemutakhiran teknologi dan peningkatan kapasitas SDM. Target kami jelas, ekspor tembus USD 6 miliar dan serap 4 juta tenaga kerja,” katanya.

Baca Juga  Prabowo Komitmen Ciptakan Pemerintahan Bersih: Tidak Boleh Ada Unsur Politis

Sobur menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh kalah dari Vietnam atau Tiongkok dalam pasar furnitur global. Karena itu, HIMKI terus mendorong inovasi dan kolaborasi antara pelaku industri, akademisi, hingga pemerintah.

Sementara itu, Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, melihat Indowood Expo sebagai momentum strategis. “Ini bukan cuma soal mesin dan pameran produk. Kami ingin hadirkan ruang pertemuan antarpelaku industri. Tempat lahirnya ide, kerja sama bisnis, dan solusi teknologi,” jelasnya.

Pameran ini juga memperkuat posisi Jawa Timur sebagai pusat pertumbuhan industri mebel nasional. Selama ini, provinsi itu dikenal sebagai sentra produksi furnitur terbesar kedua setelah Jawa Tengah.

Melalui Indowood Expo, pelaku industri di Jawa Timur memperluas jaringan dan memperkuat posisi dalam rantai pasok ekspor. Tak hanya memproduksi, mereka juga mulai memimpin inovasi desain dan teknologi pengolahan kayu.

 

 

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *