
MAKLUMAT – Prestasi membanggakan datang dari Aloysius Gonza Alnabe dan Muhammad Zair Baitil. Kedua mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menjadi duta Indonesia dalam Korean Economic Daily, 2-8 April 2025.
Menurut Gonza, proses seleksi untuk mengikuti ajang ini tidak gampang. Ada beberapa tahapan dan seleksi sebelum terbang ke Korea Selatan. Setiba di Korea masih ada pekerjaan berat lainnya.
“Kami harus bersaing dengan peserta dari berbagai negara, termasuk mahasiswa Indonesia lainnya. Di jang ini ini semua peserta wajib memaparkan ide bisnis di hadapan juri tingkat internasional,” jelas Gonza.
Selama Korean Economic Daily, kedua mahasiswa UMM ini mengikuti tiga sesi dalam satu minggu. Sesi pertama perkenalan antarpeserta dan berlanjut dengan games untuk menambah keakraban.
Wisata dan Kopi Korea
Sedangkan sesi kedua, presentasi yang diikuti 17 kelompok dari berbagai negara. Di sesi ini cukup menegangkan, karena peserta harus menyampaikan ide bisnis sebagai penilaian. Di sesi akhir merupakan awarding serta eksplorasi, di mana seluruh peserta diajak berwisata dan menikmati pameran kopi khas Korea.
“Kami juga mendapat tugas mewawancarai pedagang lokal, kemudian memilih salah satu stand bazar dengan potensi bisnis terbaik untuk kami wawancarai,” lanjut Gonza.
Ia menambahkan kegiatan ini sangat menarik. Di mana seluruh peserta mendapat tugas menelusuri profil CEO dari negara lain dalam sesi Protrail CEO. Kedua mahasiswa UMM ini memilih ikon fashion dari Mongolia.
Bisnis Berkelanjutan
Mereka menggali kisah perjalanan hidup, bisnis, visi misi, hingga alasan mendirikan brand yang sukses di level internasional. Acara memasuki puncak dengan menggelar pentas seni lintas budaya untuk mempererat solidaritas antar-bangsa.
Gonza mengaku banyak mendapat pelajaran berharga di ajang ini. Tak hanya belajar pitching dan berpikir strategis. Dia semakin yakin dalam membangun conatus academy, yakni bisnis jasa kursus Bahasa Inggris yang ia rintis. Tantangan terbesar di ajang ini adalah menyatukan ide antar-anggota.
“Selama mengikuti ajang ini, kami memilih food management sebagai tema lomba. Sebuah tema tentang pengelolaan limbah sisa makanan dari restoran. Kami berharap agar bisa memberi motivasi positif dalam berbisnis kuliner,” ungkapnya.