Inovasi Teknologi untuk Keselamatan Nelayan, Mahasiswa UMM Hadirkan MarSafe

Inovasi Teknologi untuk Keselamatan Nelayan, Mahasiswa UMM Hadirkan MarSafe

MAKLUMAT — Tingginya risiko kecelakaan laut yang menimpa nelayan menjadi perhatian sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dipimpin oleh Putri Nayla Sabri dari Prodi Informatika, tim ini mengembangkan terknologi pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana bernama MarSafe (Marine Safe System), yakni sebuah inovasi pelacak cerdas yang dirancang khusus untuk memantau posisi nelayan secara real-time dan memprediksi kondisi cuaca di laut.

Indonesia sendiri dikenal sebagai negara maritim dengan ribuan pulau, menjadikan profesi nelayan sebagai salah satu tulang punggung perekonomian negara. Namun, di balik peran vital tersebut, tersimpan risiko besar. Data mencatat, angka kecelakaan laut yang menimpa nelayan masih tinggi, di mana hingga tahun 2024, puluhan nelayan dilaporkan hilang di perairan Indonesia.

“Kami melihat adanya permasalahan banyaknya nelayan hilang di tengah laut. Jadi, kami mempunyai ide untuk membuat alat namanya MarSafe ini untuk memantau posisi nelayan dan juga kondisi yang ada di sekitar laut,” ujar Putri, dalam keterangan yang diterima Maklumat.id, Jumat (15/8/2025).

Desain prototype MarSafe karya mahasiswa UMM.
Desain prototype MarSafe karya mahasiswa UMM.

MarSafe mengandalkan teknologi LoRaWAN, protokol komunikasi jarak jauh yang tidak memerlukan koneksi internet, sehingga dapat menghubungkan banyak kapal nelayan ke satu gateway pusat. Perangkat berbentuk kotak kompak ini dilengkapi sensor anemometer, wind vane, dan BME280 untuk mengukur kecepatan serta arah angin, suhu, kelembapan, dan tekanan udara. Data yang dikumpulkan dikirim ke stasiun darat secara langsung.

Baca Juga  Kolaborasi dengan Forum Zakat, Kemdiktisaintek Siapkan Beasiswa Penuh untuk Mahasiswa Kurang Mampu

“Kalau pakai LoRaWAN ini bisa memantau banyak kapal, sedangkan kalau pakai LoRa saja itu cuma bisa satu saja,” terang Putri.

Keunggulan lain MarSafe adalah penggunaan algoritma AI SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average) untuk memprediksi arah dan kecepatan angin di masa depan. Jika kondisi laut terdeteksi berbahaya, nelayan akan mendapat peringatan melalui layar LCD perangkat dan dapat menekan tombol SOS yang mengirim sinyal ke stasiun darat. Ke depan, sistem ini juga direncanakan terhubung dengan platform pemantauan bagi keluarga nelayan.

“Semisal keadaan di laut ini mulai berbahaya bagi nelayan berdasarkan data-data tadi yang akan ditampilkan di LCD, nelayan bisa memencet tombol SOS itu, lalu nanti akan dikirimkan ke ground station. Pengembangan selanjutnya mungkin untuk keluarga juga. Keluarga bisa memantau dari website itu,” tambah Putri.

Saat ini, MarSafe sudah mencapai 50% tahap pengembangan. Pengujian komponen modular berjalan sukses, sementara integrasi ke website dan uji coba lapangan masih menunggu penyelesaian. Tim berharap teknologi ini dapat segera diimplementasikan secara luas untuk membantu mengurangi angka kecelakaan laut dan mendukung keberlanjutan profesi nelayan di Indonesia.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *