23.3 C
Malang
Kamis, November 21, 2024
OpiniIslam Berkemajuan dan Demokrasi Substansial

Islam Berkemajuan dan Demokrasi Substansial

Islam berkemajuan
Ilustrasi wajah-wajah politikus Indonesia. Foto:Canva

MAKLUMAT — Muhammadiyah dalam seluruh aktivitasnya senantiasa berada dalam kerangka trilogi pergerakan, yaitu: Amar makruf nahi munkar, gerakan Islam, dan gerakan tajdid sebagai upaya memajukan dan mensejahterakan umat.

Orientasi kemajuan ini kemudian diformulasikan dalam istilah Islam Berkemajuan. Muhammadiyah meyakini bahwa Islam adalah agama yang berorientasi kemajuan dan mendorong umatnya mewujudkan keunggulan dalam segala persoalan duniawi (al-umur al-dunyawiyat).

Penulis: Drs. H. Suwito, M.Si
Penulis: Drs. H. Suwito, M.Si (*)

Dalam perspektif ini, Muhammadiyah harus selalu aktif dan responsif terhadap setiap perubahan dan perkembangan masyarakat dalam sektor kehidupan termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara (perpolitikan).

Muhammadiyah bukan organisasi politik yang berorientasi kepada politik kekuasaan (power struggle).

Meski demikian, politik diyakini oleh Muhammadiyah sebagai bagian dari urusan yang harus dilandasi oleh nilai-nilai Islam (high politics).

Oleh sebab itu, Muhammadiyah tidak melepaskan diri dari dinamika, agenda, dan peristiwa politik yang sedang aktual. Muhammadiyah selalu berupaya menjadi kekuatan yang memperjuangkan moral (moral force) dalam dinamika politik kekuasaan.

Demokrasi yang Bermartabat dan Beradab

Islam Berkemajuan senantiasa mendorong pihak-pihak terkait untuk terlibat aktif dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara. Politik dalam sudut pandang Islam Berkemajuan adalah instrumen sangat penting untuk memperbaiki kondisi bangsa dan negara.

Oleh karena itu, Muhammadiyah senantiasa mendorong penyelenggara negara dan pemangku kekuasaan untuk amanah dan berkomitmen dalam setiap pengambilan kebijakan dengan senantiasa mengutamakan kesejahteraan rakyat.

Muhammadiyah melalui Tanfidz Keputusan Muktamar ke-48 tahun 2002 menyatakan bahwa nilai-nilai demokrasi seharusnya memuat nilai-nilai utama yang terkandung dalam Islam.

Oleh karena itu demokrasi yang berkualitas harus senantiasa diupayakan secara berkesinambungan dan merupakan sarana untuk meningkatkan mutu serta kualitas hidup rakyat.

Proses demokrasi harus senantiasa didorong agar mampu menciptakan kehidupan rakyat yang lebih berkualitas, maju, dan beradab.  Untuk mencapai tujuan itu, lembaga negara, partai politik, dan siapa pun yang terlibat kontestasi dalam berdemokrasi, harus secara serius mengupayakan terciptanya iklim demokrasi pemilihan umum yang jujur, adil, bermartabat, dan beradab.

Muhammadiyah juga mengingatkan warganya yang ikut terlibat proses demokrasi dalam politik kekuasaan untuk senantiasa mengedepankan nilai-nilai Khittah Denpasar tahun 2002, yaitu selalu menjalankan tugas dengan “sungguh-sungguh, penuh keseriusan, amanah, akhlak mulia, keteladanan, dan perdamaian”.

Selain itu, warga Muhamamdiyah juga perlu mengindahkan pesan-pesan Muktamar ke-47 di Makassar dalam kerangka dar al-Syahadah, yaitu: melakukan kerja-kerja terbaik, aktivitas unggul, dan selalu dapat menjadi teladan.

Pemilih yang Tercerahkan

Pemilu demokratis, bermartabat, dan beradab merupakan hal penting untuk menghasilkan pemimpin yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Terwujudnya pemilu yang demokratis selain ditentukan oleh penyelenggara dan aktor politik yang amanah, juga ditentukan oleh keterlibatan pemilih yang bertanggung jawab.

Para pemilih sepatutnya mereka tidak berorientasi pada kepentingan sesaat tetapi harus bersikap visioner terhadap keberlangsungan bangsa ini.

Dalam hal berdemokrasi, Robert A. Dahl seorang politikus asal Amerika Serikat serta Profesor Emeritus Ilmu Politik di Universitas Yale membuat kriteria sebuah kondisi dikatakan demokratis.

Pertama, rakyat harus menjadi pemilih aktif dan tercerahkan serta mempunyai pendirian yang kuat dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan. Terutama ketika dalam proses pemilihan umum. Kedua, rakyat hendaknya kritis dan responsif dalam mengontrol kebijakan penguasa agar kebijakan tersebut tetap aspiratif.

Proses demokrasi pemilihan umum yang diselenggarakan secara bermartabat, lalu diiringi oleh pemilih yang tercerahkan adalah upaya menuju demokrasi substansial.

Demokrasi substansial tentu layak diupayakan oleh seluruh pemangku kekuasaan dan warga masyarakat agar proses pemilu menghasilkan pemimpin yang mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, maju, dan berkeadaban.

Pemilu Kepala Daerah serentak, baik untuk memilih Bupati Bojonegoro dan Gubernur Jawa Timur, tinggal menunggu hari. Kurun waktu yang tersisa dapat dimaksimalkan oleh penyelenggara pemilu untuk mempersiapkan proses demokrasi agar dapat berjalan optimal dan lancar.

Para kandidat beserta tim suksesnya juga selayaknya mengedepankan ide, gagasan, dan tawaran kebijakan kepada para calon pemilih. Tidak kalah penting, para pemilih dapat lebih aktif mencari informasi apa tawaran kebijakan dari para calon pemimpin. Informasi itu dapat menjadi acuan dalam menentukan pilihan.

Pada akhirnya, selamat memilih pemimpin baik untuk tingkat Kabupaten Bojonegoro maupun Provinsi Jawa Timur. Sebelum memilih, pastikan melakukan analisis terhadap perilaku, historis atau rekam jejak para kandidat calon pemimpin.

Pemilih juga perlu melakukan istikharah sebelum memutuskan pilihannya masing-masing. Mari kita saling menjaga rasa kebersamaan, tidak euforia berlebihan, dan apalagi menonjolkan pilihan kita masing-masing sembari menjelekkan pilihan yang berbeda. Semoga kerukunan tetap terjaga dalam perbedaan pilihan kita masing-masing. Amin.

* Ketua PD Muhammadiyah Bojonegoro 

 

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer