ITS dan Coca Cola Hadirkan Terobosan Tata Kelola Sampah Berbasis Digital

ITS dan Coca Cola Hadirkan Terobosan Tata Kelola Sampah Berbasis Digital

MAKLUMAT – Tim Timses Aities meraih Juara 1 dalam acara puncak WasteTrack Mobile Apps Competition di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Keberhasilan ini setelah Timses Aities menyisihkan sembilan tim yang mengikuti kompetisi sejak Oktober 2024 ini.

Kompetisi ini merupakan terobosan tentang tata kelola sampah berkelanjutan berbasis digital. Di mana seluruh peserta mengajukan proposal terkait inovasi, keberlanjutan, dan kesiapan implementasi pelacakan sampah dari hulu hingga hilir.

Dari 49 peserta, terpilih 10 finalis yang harus memaparkan konsep di hadapan dewan juri yang terdiri atas pemerintah, swasta, akademisi, praktisi, hingga pegiat bank sampah.

Kesepuluh finalis berasal dari ITS, Universitas Bina Nusantara, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Sebelas Maret menawarkan.

Platform Edukasi Berbasis Teknologi

Peserta memaparkan tata kelola sampah, seperti pelacakan berbasis digital, platform edukasi dan pemberdayaan ekonomi, hingga aplikasi integrasi data bank sampah.

“Kompetisi ini menunjukkan kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah, industri, dan masyarakat. Kolaborasi ini mampu menghasilkan solusi bagi persoalan lingkungan,” kata Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina di acara puncak, Kamis (22/5/2025). Ia menambahkan kegiatan ini membuka kesempatan bagi generasi muda berkontribusi dalam agenda keberlanjutan nasional.

Lebih lanjut Karina menyoroti persoalan pemilahan sampah yang belum tuntas. Kendala yang kerap muncul masih tercampurnya sampah organik dan nonorganik pada proses pengangkutan. Kendati bank sampah mampu memilah, mana sampah bernilai ekonomi dan benar-benar terbuang.

Baca Juga  ITS Sambut Usulan WIUP bagi Perguruan Tinggi: Momentum Perbaiki Tata Kelola yang Berwawasan Lingkungan dan Berkeadilan

Dukungan Terhadap Ekonomi Sirkular

Rektor ITS, Prof. Ir. Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D., mengatakan problematika sampah menjadi tantangan. Ia mencontohkan produksi sampah di Surabaya bisa mencapai 18 ribu ton per hari.

“Ini menjadi tantangan, dan bukan berarti tidak ada solusi. Pasti ada. Setidaknya untuk menyeleraskan program sustainable development goal’s (SDG’s),” katanya pada acara puncak di Auditorium Tower 2 ITS.

ITS berharap kegiatan ini memberi nilai ekonomi sekalius mendukung program SDG’s poin ke-11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Serta poin ke-13 terkait Penanganan Perubahan Iklim. Kedua poin ini bisa mereduksi sampah yang mayoritas bersumber dari sampah organik.

WasteTrack merupakan kolaborasi entitas bisnis dan pendidikan tinggi, dengan menampung ide mahasiswa dari penjuru negeri. Konsep utamanya menelusuri jejak sampah dari hulu hingga hilir berbasis teknologgi digital.

Keterlibatan Mahasiswa sebagai Duta Edukasi

Itu sebabnya mengapa pemilihan peserta adalah mahasiswa. “Mereka itu duta edukasi, yang bisa menularkan virus positif kepada keluarga maupun publik, pentingnya mendukung tata kelola lingkungan keberlanjutan,” pungkas Bambang.

Kasubdit Tata Laksana Produsen Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PLSB3), Kementerian Lingkungan Hidup, Ujang Solihin Sidik, menilai kompetisi ini memiliki kualitas yang luar biasa.

“Kami terkesan ide dan kedalaman pemahaman para finalis terhadap isu sampah. Beberapa aplikasi sudah siap diuji coba. Ini menunjukkan generasi muda mampu menjawab tantangan lingkungan dengan solusi teknologi digital,” ujarnya.

Baca Juga  Ini Jempolan! Dua Mahasiswa UMM Paparkan Ide Bisnis di Korea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *