MAKLUMAT– Bencana gerakan tanah masif melanda tiga kabupaten di Jawa Tengah (Jateng), yakni Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga, sejak Kamis (13/11) hingga Sabtu (15/11). Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Ahad (16/11), menyebutkan, tragedi ini telah merenggut 11 korban jiwa dan memaksa ratusan keluarga mengungsi di tengah ancaman longsor susulan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menegaskan bahwa status darurat telah ditetapkan di beberapa wilayah. Pihaknya mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk berada dalam siaga penuh mengingat potensi cuaca ekstrem masih tinggi.
Tragedi Maut di Cilacap: 14 Orang Hilang
Dampak paling parah terjadi di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Longsor dahsyat yang dipicu akumulasi hujan lebat menimbun tiga dusun di Desa Cibeunying. Hingga Sabtu (15/11) malam, Tim SAR gabungan menemukan total 11 orang meninggal dunia.
Kini, fokus pencarian masih tertuju pada 14 warga yang dinyatakan hilang. Bencana ini juga meluluhlantakkan infrastruktur:
-
Korban Terdampak: 46 jiwa dari 17 KK.
-
Rumah Hancur: 8 rumah roboh total, 1 rumah rusak sedang, dan 16 rumah terancam.
-
Skala Bencana: Material longsoran menimbun area seluas 6,5 hektare.
Pemerintah Kabupaten Cilacap langsung menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 20 hari untuk mempercepat penanganan dan evakuasi.
Banyumas: 42 Rumah Rusak, Puluhan Mengungsi
Gerakan tanah juga menghantam Kabupaten Banyumas, tepatnya di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, pada Jumat (14/11). Peristiwa ini memukul 56 Kepala Keluarga (KK).
BPBD setempat mencatat kerusakan yang signifikan pada unit rumah warga:
-
Total Rusak: 42 unit rumah (32 rusak sedang, 10 rusak ringan).
-
Pengungsi: 33 warga diungsikan sementara di Balai Desa Ketanda.
Petugas segera mendistribusikan bantuan dan mengaktifkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Purbalingga Masih Bergerak, 65 Jiwa Dievakuasi
Sebelumnya, gerakan tanah juga menerjang Kabupaten Purbalingga pada Kamis (13/11) di Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar. Bencana ini memaksa 20 KK atau 65 jiwa dievakuasi ke tempat aman. Petugas mencatat, dua rumah warga roboh di Purbalingga. Hingga kemarin (15/11), petugas BPBD terus memantau pergerakan tanah, menandakan area tersebut masih sangat labil dan berbahaya.
Peringatan BMKG: Ancaman Hujan Sedang Mencekam Hari Ini
BNPB mengingatkan bahwa ancaman bahaya hidrometeorologi basah—seperti banjir dan longsor—belum berakhir. Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengkhawatirkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di Jawa Tengah.
Update Cuaca, Ahad (16/11/2025):
-
Peringatan Utama: Sebagian besar Jawa Tengah berpotensi mengalami hujan disertai badai petir pada siang hari.
-
Ancaman Risiko: Hujan sedang dengan durasi panjang dapat memicu kembali gerakan tanah di lokasi yang lapisannya sudah labil, terutama di Purbalingga dan Cilacap.
“Warga di lokasi pengungsian harus mematuhi instruksi evakuasi. Segera lakukan evakuasi mandiri jika hujan lebat turun dalam durasi lama. Keselamatan adalah prioritas utama,” tegas Abdul Muhari.***