Jeng Sri di Warteg Matraman

Jeng Sri di Warteg Matraman

MAKLUMAT — Kemarin aku nongkrong di warteg pinggir Matraman. Biasa, nasi kucing gagal, kantong tipis. Baru duduk, ada bapak-bapak pesan lantang. “Nasi telor, oseng tempe, tambah sayur… Sri Mulyani yaaa!”

Pemilik warteg manggut, langsung nyiapin. Aku bengong. Wah, ternyata kalau nyebut nama Menteri Keuangan bisa dapat paket makan siang juga. Nggak lama, anak muda ikut-ikutan. Pesannya lebih keren: “Nasi ayam goreng, sayur lodeh, tambah sambel krecek… Sri Mulyani, Bu!”

Lha aku tambah penasaran. Jangan-jangan ini kode voucher bansos edisi warteg? Akhirnya aku tanya ke yang punya warteg:
“Mang, kalau nyebut Sri Mulyani di sini makan gratis ya?”

Si Mang ketawa cekikikan: “Gratismu ndeso! Sri Mulyani itu maksudnya… ngutang dulu, Bang.”

Jiahh. Jadi ternyata nama Menkeu dipinjem jadi kode utang. Masuk akal juga. Wong negara aja kalau duitnya kurang ya minjem. Bedanya, kalau negara ngutang, judulnya “obligasi”. Kalau rakyat ngutang di warteg, judulnya “Sri Mulyani”.

Jeng Sri, di republik ini ternyata ngutang bisa sekelas jargon nasional. Bedanya cuma: yang di Matraman bayarnya ke warteg, yang di Senayan bayarnya entah kapan.

____________

Anekdot ini dibagikan oleh seorang pengacara, ET Hadi Saputra (@ethadisaputra), lewat akun X (dulu Twitter). Unggahan ini sontak menuai respons warganet. Banyak yang menertawakan istilah baru tersebut.

“Kosa kata baru: Sri Mulyani = Ngutang,” tulis akun @balik_b4ndung disertai emoji tertawa.

Akun @qais_tsabit menambahkan satire: “Rakyat dulu masih bisa hidup dari tabungan. Sekarang sehari-hari harus hidup dengan Sri Mulyani.”

Baca Juga  Banyak Kotak Kosong di Pilkada Serentak 2024, Direktur DEEP Indonesia: Kegagalan Kaderasisasi Partai Politik

Ada juga yang mengaitkan dengan kondisi politik: “Utangnya Jokowi, yang bayar Prabowo,” sindir @MartiasM1.

Tak ketinggalan komentar receh bermunculan: “Ngutang dulu ala Jeng Sri,” tulis @Azis14778689. Ada juga yang nyeletuk: “Padahal dulu istilahnya Jokowian. Sekarang jadi ikon.”***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *