MAKLUMAT — Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memberikan penjelasan terkait pembongkaran Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siola di Jalan Tunjungan yang sudah lama berdiri. Menurutnya, jembatan tersebut sudah tidak layak dan tidak lagi terhubung secara optimal dengan bangunan dan jalan di sekitarnya.
“Kekuatannya sudah kita lakukan perhitungan, maka jembatan itu harus terkoneksi dan mencerminkan kondisi Jalan Tunjungan saat ini. Istilahnya terkoneksi dengan pemandangan sekitar,” ujar Wali Kota Eri, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya, Senin (11/8/2025).
Eri menegaskan jembatan pengganti nantinya tidak akan berbentuk tertutup seperti sebelumnya. JPO baru akan mengusung konsep terbuka yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati pemandangan sekaligus mengambil foto dari ketinggian. “Nanti tetap jembatan bentuknya, tapi lebih terbuka jadi bisa digunakan masyarakat untuk foto dengan view dari ketinggian,” tambahnya.
Proyek pembangunan jembatan baru ini direncanakan berjalan cepat dan mayoritas pendanaannya berasal dari investor atau pihak swasta, bukan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selain itu, tenaga ahli juga akan dilibatkan dalam merancang jembatan tersebut.
Wali Kota Eri menuturkan pembangunan JPO Siola yang baru ini sejalan dengan strategi Pemkot Surabaya dalam menata kawasan sekaligus menghidupkan kembali area ikon di Jalan Tunjungan. “Harapannya nanti Jalan Tunjungan semakin ramai ya, apalagi kalau nanti ada JPO yang baru, jadi banyak tempat foto menarik,” ucapnya.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, menjelaskan bahwa JPO yang dibangun sejak 1987 itu memang sudah harus diperbarui karena kondisi fisiknya mulai rapuh.
“Berdasarkan kajian dari tim independen, jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan. Makanya harus dilakukan pembongkaran dan nanti akan dibangun kembali,” kata Wiwiek.
Ia memastikan pembongkaran bukan keputusan mendadak. Kajian menyeluruh tim independen pada awal 2025 menemukan beberapa bagian jembatan sudah runtuh sehingga tidak aman dipakai.
Untuk mempercepat pembangunan, Pemkot Surabaya berencana menggandeng investor melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). “Nanti kita akan tawarkan. Siapa yang mau CSR untuk membangun jembatan itu,” ujarnya.
Wiwiek menargetkan proyek rampung pada Desember 2025 agar bisa dipakai masyarakat pada awal 2026. Mengenai konsep JPO baru, fungsi utamanya tetap sebagai penyeberangan, namun desainnya dibuat lebih estetik dan terbuka sehingga menjadi spot foto baru.
“Fungsinya tetap sama sebagai JPO, menghubungkan orang dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom, tetapi dibuat menonjol estetikanya,” tambahnya.
Ia pun memastikan proses pembangunan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat karena sudah dilakukan penyesuaian waktu pelaksanaan. “Kami juga memastikan pembangunan Jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat, karena sudah dilakukan penyesuaian waktunya,” tandas Wiwiek.