
MAKLUMAT — Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Tere Liye mengunggah postingan berisikan apresiasinya terhadap gerakan Aisyiyah melalui akun Instagram @tereliyewriter. Laki-laki yang telah menulis banyak buku best seller tersebut mengajak publik menengok warisan luar biasa dari Aisyiyah, yang telah berdiri sejak tahun 1917.
Penulis bernama asli Darwis itu menyoroti jumlah Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dikelola oleh Aisyiyah saat ini. Jumlahnya mencapai angka mencengangkan, puluhan ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, Aisyiyah juga mengelola sekolah-sekolah lain hingga perguruan tinggi.
“Saya awalnya tidak percaya angka ini. Maka saya buka Google Maps. Saya ketikkan di sana TK Aisyiyah. Sim salabim! Crazy, hanya berjarak radius 5 kilometer dari tempat saya, ada 20 TK ini. Bayangkan, hanya radius segitu doang, ada 20 TK. Maka, angka 22.000 di seluruh Indonesia itu, aduh masuk akal sekali,” tulisnya, dikutip Senin (21/4/2025).
Menurutnya, gerakan Aisyiyah bukan sekadar wacana atau teori, melainkan kerja nyata yang telah membuahkan hasil besar dan berdampak luas. “Inilah sesungguhnya sebuah gerakan, aktivitas sosial, pemberdayaan, atau apalah menyebutnya. Yang tidak cuma ditulis, dibicarakan, tapi berubah menjadi sesuatu yang nyata, besar, dan berdampak luas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tere Liye mengajak publik untuk mengingat kembali bahwa Aisyiyah lahir pada masa yang sangat menantang. Lebih dari seratus tahun yang lalu, ketika teknologi seperti HP dan komputer belum ada dan transportasi masih mengandalkan kuda, sejumlah perempuan telah memunculkan gagasan-gagasan besar.
Mereka meyakini pentingnya mendirikan sekolah, mendidik anak-anak, mempersiapkan generasi masa depan, serta memberdayakan kaum wanita. Di masa itu, kesadaran semacam ini sudah muncul dengan kuat, jauh sebelum era modern seperti sekarang. “Maka, 100 tahun berlalu, hari ini, lihatlah warisannya: 22.000 sekolah lebih,” tegasnya.
Tere Liye juga menyentil kondisi sosial-politik Indonesia saat ini, yang menurutnya sarat dengan ironi. Indonesia masih dapat bertahan hingga saat ini bukan semata karena kekuatan struktural, melainkan karena adanya gerakan senyap dari rakyat yang terus berupaya memperbaiki berbagai hal di tengah keterbatasan.
Keberlangsungan negara ini masih terjaga lantaran masih ada sekelompok orang yang peduli dan aktif melakukan pergerakan. “Saat penegakan hukum kacau balau, koruptor malah jadi komisaris BUMN, saat penipu, oportunis, penjilat, penjahat berbagi kekuasaan; masih ada yang sungguh-sungguh bekerja,” tulisnya tajam.
Di akhir unggahan, Tere Liye melontarkan satire bagi para pejabat yang lahir dari praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang merasa telah berkontribusi bagi negara ini. “Lihat data pamungkas ini: 22.000 sekolah. Itulah yang disebut dengan kerja nyata dan kongkrit,” tegasnya.
Ia juga meyakini bahwa warisan Aisyiyah akan terus hidup bahkan puluhan tahun ke depan. “20-50 tahun dari sekarang, jika planet Bumi ini masih ada, Insya Allah warisan Aisyiyah ini akan terus membesar dan eksis. Pejabat? Bahkan level Trump dari negara adidaya pun, 10 tahun lagi orang-orang sudah ‘lupa’,” pungkasnya.
____________
Penulis: M Habib Muzaki