Kapal Baru Datang, TTL Tandai Peran sebagai Hub Internasional

Kapal Baru Datang, TTL Tandai Peran sebagai Hub Internasional

MAKLUMATTerminal Teluk Lamong (TTL) semakin menunjukkan posisinya sebagai hub internasional strategis di Surabaya. Kapal kontainer MV Highway 357S/357N milik Samudera Shipping Line (SSL) menjadi kapal perdana yang mendapat sambutan di dermaga internasional Terminal Petikemas (TPK) Teluk Lamong, Jumat (7/11/2025).

Kapal ini melayani rute intra-Asia yang meliputi Laem Chabang – Jakarta – Surabaya – Laem Chabang (Thailand). Pelayaran juga melibatkan Ocean Network Express (ONE) melalui joint slot agreement, sehingga kapasitas muatan dapat dipenuhi dua principal sekaligus.

Dalam ekosistem pelayaran global, infrastruktur terminal tidak sekadar menjadi tempat kapal bongkar muat. Ia adalah node—simpul—yang menentukan apakah sebuah pelabuhan hanya menjadi transit domestik atau terkoneksi ke jaringan dunia. TTL, di Surabaya, ingin berada pada kategori kedua.

Dalam penyambutan tersebut, Direktur Utama TTL, David Pandapotan Sirait, memberi penekanan yang jelas: kedatangan MV Highway adalah bukti bahwa TTL mulai berperan memperkuat alur logistik regional.

“Kami ingin terus memperluas jaringan pelayaran internasional melalui Surabaya. TTL berkomitmen menghadirkan layanan yang efisien, aman, dan ramah lingkungan sebagai smart and green port,” ujarnya.

Green Port Menuju Global Hub

MV Highway bukan armada kecil: panjangnya 182 meter, lebar 30 meter, bobot 24.757 ton, dengan draft 11 meter. Kapal berukuran seperti ini lazim untuk melayani rute intra-Asia atau Asia–Australasia. Masuknya kapal ini ke Surabaya adalah sinyal bahwa pasar tidak lagi melihat Jawa Timur hanya sebagai pelabuhan feeder.

Baca Juga  Mengurai Peti Kemas Long Stay di TPS: Teknologi Dorong Efisiensi

Master MV Highway, Capt. Nehad Youssef, menyampaikan apresiasinya terhadap proses sandar yang ia nilai presisi dan cepat. “Sejak approaching sampai sandar, tim pandu TTL bekerja sangat profesional,” kata Capt. Nehad.

Pernyataan ini menarik bukan sebagai sopan santun pelayaran. Ia merupakan indikator kepercayaan operator internasional terhadap sistem pandu dan operasional pelabuhan Surabaya, yang selama ini kerap dibandingkan dengan Singapura atau Tanjung Pelepas sebagai benchmark infrastruktur.

TTL menyebut momentum ini tak hanya soal “kapal perdana” yang datang. Bagi mereka, ini adalah fase konsolidasi menuju pelabuhan yang tidak hanya melayani ekspor-impor Jawa Timur, melainkan menjadi simpul rute pelayaran internasional yang lebih besar.

Posisi TTL sebagai smart green port—berbasis teknologi dan rendah emisi—ingin dijadikan nilai tambah untuk bersaing di jaringan intra-Asia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *