MAKLUMAT — Kasus infeksi human metapneumovirus (hMPV) di Malaysia pada tahun 2024, tercatat 327 kasus, meningkat dari 225 kasus pada tahun sebelumnya. Lonjakan ini menunjukkan peningkatan signifikan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dari famili Pneumoviridae tersebut.
Kementerian Kesehatan Malaysia menjelaskan bahwa hMPV bukanlah penyakit baru dan tidak diwajibkan untuk dilaporkan berdasarkan Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular tahun 1988. Namun, masyarakat diminta tetap waspada karena infeksi saluran pernapasan diperkirakan terus terjadi, terutama menjelang akhir tahun.
“Peningkatan infeksi saluran pernapasan akut ini sesuai dengan tren global, khususnya di daerah beriklim dingin seperti Tiongkok,” ujar Kementerian Kesehatan seperti dilansir New Straits Times, Minggu (6/1).
Untuk mencegah penyebaran infeksi, masyarakat dihimbau menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan secara teratur, menutup mulut saat batuk, dan mengenakan masker di tempat ramai atau tertutup. Kelompok berisiko tinggi juga diminta lebih waspada, dan mereka yang mengalami gejala berkepanjangan atau memburuk disarankan segera mencari pertolongan medis.
Pemantauan Infeksi Respirasi
Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan komitmennya untuk memantau infeksi saluran pernapasan seperti hMPV, Covid-19, dan influenza. Pemantauan ini dilakukan baik di dalam negeri maupun secara internasional demi meningkatkan kesiapsiagaan dan menerapkan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan.
Terkait Covid-19, kasus baru tercatat menurun 50,4 persen pada tahun 2024, dari 202.962 kasus pada 2023 menjadi 100.666 kasus. Jumlah kematian akibat Covid-19 juga turun tajam dari 441 menjadi 57 pada periode yang sama. Bahkan, tidak ada laporan kematian baru sejak 25 April 2024. Varian dominan masih Omicron dan subvariannya.
Situasi di Tiongkok
Secara global, kekhawatiran atas hMPV meningkat, terutama di Tiongkok. Lonjakan kasus, khususnya pada anak-anak di bawah usia 14 tahun, dilaporkan di wilayah utara negara tersebut. Otoritas pengendalian penyakit Tiongkok kini menguji coba sistem pemantauan untuk pneumonia yang tidak diketahui asalnya, mengantisipasi peningkatan penyakit pernapasan selama musim dingin.
Gambar rumah sakit yang penuh oleh pasien bermasker di Tiongkok telah tersebar daring, memicu kekhawatiran. Data menunjukkan lonjakan kasus hMPV serta patogen pernapasan lainnya seperti rhinovirus.
Associate Professor Dr. Vinod Balasubramaniam dari Universitas Monash menyarankan peningkatan pemeriksaan kesehatan bagi pelancong yang bergejala di titik masuk negara. “Fokus harus pada pengujian demam dan gejala pernapasan. Pihak berwenang perlu mengisolasi pelancong dengan tanda-tanda penyakit parah untuk pengujian lebih lanjut,” ujarnya.
Dr. Vinod juga menjelaskan bahwa penyakit pernapasan seperti hMPV, RSV (respiratory syncytial virus), dan influenza adalah kejadian musiman di Tiongkok. Namun, tidak ada indikasi bahwa hMPV dapat menjadi ancaman pandemi global seperti Covid-19.
Berbeda dengan Covid-19
Menurut Dr. Vinod, hMPV umumnya menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang. Pada kelompok berisiko tinggi, virus ini dapat menyebabkan kondisi serius seperti bronkiolitis atau pneumonia. “Berbeda dengan Covid-19, hMPV tidak menyebar secara luas tanpa gejala, dan tingkat keparahannya lebih dapat ditangani pada populasi yang sehat,” jelasnya.
Meski demikian, Dr. Vinod menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran publik tentang hMPV, termasuk gejala, metode penularan, dan tindakan pencegahannya. Ia juga merekomendasikan menjaga kebersihan tangan, membersihkan permukaan yang sering disentuh, dan menghindari kontak dekat saat mengalami gejala pernapasan.
“Dukungan terhadap upaya kesehatan masyarakat dalam memantau infeksi pernapasan sangat penting. Pastikan fasilitas kesehatan siap menangani lonjakan kasus, termasuk memiliki persediaan dan protokol yang memadai,” tutupnya.