Kathmandu Membara: Generasi Z Guncang Nepal, Perdana Menteri KP Sharma Oli Tumbang

Kathmandu Membara: Generasi Z Guncang Nepal, Perdana Menteri KP Sharma Oli Tumbang

MAKLUMAT — Asap hitam menutup langit Kathmandu pada Selasa sore (9/9/2025). Jalan-jalan ibu kota Nepal berubah menjadi lautan amarah. Ribuan anak muda—usia mereka tak lebih dari 13 hingga akhir 20 tahunan—mendobrak barikade polisi, menantang jam malam, dan mengambil alih ruang publik yang selama ini dikuasai elite politik.

Di depan gedung-gedung pemerintah, massa membakar ban. Api melahap Mahkamah Agung, parlemen, dan kantor-kantor pemerintahan. Ledakan kaca pecah bersahutan dengan tembakan peluru tajam. Di balik asap, wajah-wajah Generasi Z Nepal menatap penuh marah, seakan ingin mengatakan: cukup sudah.

Bentrok itu tak sekadar soal larangan media sosial. Pemerintah memang memblokir Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, hingga X—pemicu kemarahan awal. Tapi di balik itu, ada dendam lama terhadap korupsi puluhan tahun yang tak pernah terselesaikan, rasa muak melihat “Nepo Kids” anak-anak pejabat berfoya-foya, serta kegelisahan kaum muda yang sulit mendapat pekerjaan.

“Ini bukan cuma tentang Facebook atau Instagram. Ini tentang masa depan kami yang dicuri,” kata seorang demonstran 28 tahun kepada CNN. Ia menolak menyebut namanya, takut jadi target aparat.

Bank Dunia mencatat, tingkat pengangguran pemuda Nepal mencapai 20,8% pada 2024. Lebih dari sepertiga PDB Nepal bergantung pada remitansi pekerja migran di luar negeri. Realitas getir ini makin terasa ironis ketika di media sosial, anak-anak politisi dengan santainya memamerkan mobil mewah, pesta, dan liburan glamor.

Baca Juga  Kecam Larangan Paskibra Kenakan Jilbab, LHKP Jatim Desak Presiden Jokowi Bertindak

Senin malam, kemarahan pecah di kompleks parlemen. Polisi membalas dengan gas air mata, meriam air, hingga peluru tajam. Tapi massa tak surut. “Energi mereka luar biasa. Rasanya Nepal baru pertama kali melihat protes sebesar ini,” ujar seorang saksi.

Hasilnya mematikan: setidaknya 22 orang tewas, ratusan lainnya luka-luka, menurut laporan otoritas kesehatan. Rumah sakit di Kathmandu penuh sesak oleh korban, baik dari kalangan sipil maupun aparat keamanan.

PM KP Sharma Oli Mengundurkan Diri

Perdana Menteri KP Sharma Oli akhirnya menyerah di tengah kekacauan itu. Lewat sebuah surat yang diunggah ajudannya ke media sosial, Oli mengumumkan pengunduran diri. Ia menyebut situasi sebagai “luar biasa” dan tak lagi bisa dikendalikan.

Namun, lengsernya Oli tak meredakan amarah. Reuters melaporkan, para demonstran menyerbu rumah pribadinya. Perabotan dirusak, lalu dibakar. Malam harinya, tentara Nepal diturunkan untuk menguasai Kathmandu. Bandara internasional pun ditutup, mengunci negara kecil di Himalaya itu dari dunia luar.

Nepal memang tak asing dengan gejolak. Sejak menghapus monarki pada 2008, negeri berpenduduk 30 juta jiwa ini sudah berganti lebih dari selusin pemerintahan. Tapi kali ini berbeda.

Gelombang perlawanan datang dari generasi termuda—anak-anak yang lahir setelah perang saudara, tumbuh dengan internet, dan kini menolak tunduk pada politik korup orang tua mereka.

Apa yang akan lahir dari api di Kathmandu? Belum ada yang tahu. Tapi satu hal pasti: suara Generasi Z Nepal telah membakar tak hanya gedung-gedung, melainkan juga peta politik negara Himalaya itu.***

Baca Juga  DPP PSI: Gajah Jadi Simbol Karakter Kader yang Bijak dan Setia
*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *