MAKLUMAT — Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani, menilai bahwa buku ‘Tafsir Ayat-ayat Ekologi‘ yang baru saja dirilis Kemenag merupakan bagian dari upaya dan kontribusi dalam meningkatkan kesadaran umat terhadap iklim.
Kang Dhani, panggilan akrabnya, menyebut bahwa di tengah krisis iklim dan lingkungan yang menjadi isu global, Indonesia harus mengambil peran penting dan menjadi garda terdepan dalam pelestarian alam.
Sebab itu, ia menekankan pentingnya kesadaran ekoteologis. “Kesadaran ekoteologis harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran spiritual akan pentingnya merawat bumi,” ujar Kang Dhani, dilansir laman resmi Kemenag RI.
Krisis ekologis yang melanda dunia saat ini, kata dia, bukan sekadar masalah teknis, politik, atau ekonomi, melainkan juga mencerminkan krisis spiritual umat manusia.
“Kita memahami bahwa setiap bentuk kerusakan yang dilakukan manusia di bumi menunjukkan adanya keretakan dalam hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan serta hubungan horizontal dengan ciptaan-Nya,” tandas Kang Dhani.
Lebih lanjut, ia berharap agar kehadiran buku ‘Tafsir Ayat-ayat Ekologi‘ tersebut dapat menjadi salah satu solusi atas permasalahan lingkungan melalui pendekatan keagamaan, sehingga masyarakat mampu menata alam dengan menggabungkan perspektif teologis dan kesadaran ekologis.
“Ia bisa menjadi jembatan pemahaman antara ajaran agama dengan realitas kehidupan modern yang membutuhkan solusi berbasis spiritualitas. Agar dapat mempertemukan dimensi spiritual, etika lingkungan, dan tindakan sosial dalam satu kesatuan sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manusia, alam dan Tuhan,” katanya.
Sekadar diketahui, buku berjudul lengkap ‘Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Quran‘ tersebut disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) BMBPSDM Kemenag, yang telah diluncurkan langsung oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pada Senin (6/10/2025).
“Sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah BMBPSDM, LPMQ sudah banyak melakukan inovasi dalam peningkatan dan pengembangan literasi Al-Qur’an di Indonesia,” ungkap Kang Dhani.
Selain penerbitan buku tersebut, LPMQ juga telah melakukan berbagai langkah inovatif, mulai dari pentashihan mushaf Al-Quran, penyusunan master mushaf, pengawasan penerbitan dan peredaran mushaf, hingga penyusunan mushaf khusus bagi penyandang disabilitas seperti Mushaf Al-Quran Braille untuk disabilitas netra, maupun Mushaf Isyarat untuk disabilitas rungu wicara.
Tidak hanya terkait teks, LPMQ juga aktif melakukan penerjemahan dan penafsiran Al-Quran sebagai upaya menjaga pemahaman yang benar dan moderat. Saat ini, sekitar 98 persen terjemahan Al-Quran yang beredar di Indonesia mengacu pada terjemahan resmi yang disusun dan diterbitkan oleh Kemenag.
Langkah-langkah itu, disebut sebagai bentuk komitmen LPMQ untuk menjadikan literasi Al-Quran semakin inklusif, adaptif, dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh umat.