
MAKLUMAT — Pemerintah terus mematangkan persiapan konsumsi bagi jemaah haji Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengirimkan bumbu masakan khas Indonesia ke Arab Saudi. Dari total kebutuhan 611 ton bumbu, sebanyak 475 ton telah dikirim.
Direktur Kebijakan Luar Negeri Kementerian Agama, Muchlis Muhammad Hanafi, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dalam penyelenggaraan haji.
“Kita ingin nantinya semua bahan makanan berasal dari tanah air. Ini untuk meningkatkan pemanfaatan produk dalam negeri dalam perhajian,” ujar Muchlis dalam Bimbingan Teknis PPIH Arab Saudi, Jumat (18/4/2025).
Selain bumbu, Kemenag juga menyiapkan tiga juta paket nasi siap saji dengan masa simpan hingga satu tahun. Produk ini dipasok oleh perusahaan dalam negeri yang berbasis di Jawa Tengah.
Muchlis mengingatkan pentingnya kedisiplinan jemaah haji dalam mengonsumsi makanan, terutama makanan segar. Ia mengimbau agar makanan dikonsumsi tepat waktu untuk menghindari kerusakan yang dapat berdampak pada kesehatan.
“Kalau makanan pagi dikonsumsi siang hari, ada risiko basi dan bisa mencemari makanan lain. Kami akan terus mengawal kualitas dan kuantitas konsumsi jemaah,” katanya.
Kebutuhan konsumsi jemaah haji Indonesia cukup besar. Di Madinah, jemaah akan mendapatkan 27 kali makan, di Makkah 84 kali, serta di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) 15 kali makan dan satu kali snack.
Tahun ini, kuota haji Indonesia mencapai 221.000 orang. Jumlah ini terdiri dari 201.063 jemaah reguler, 1.572 petugas haji daerah, 685 pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), serta 17.680 jemaah haji khusus.
Jemaah akan mulai masuk asrama haji pada 1 Mei 2025. Pemberangkatan gelombang pertama menuju Madinah dimulai pada 2 Mei 2025. Masa operasional pemberangkatan dan pemulangan jemaah akan berlangsung selama 30 hari, dengan masa tinggal rata-rata selama 41 hari di Arab Saudi.
__________
Penulis: Afifun Nidlom.***