Kemenag Tegaskan Asta Protas, Luncurkan Program Ekoteologi Lewat Gerakan Penanaman Satu Juta Pohon

Kemenag Tegaskan Asta Protas, Luncurkan Program Ekoteologi Lewat Gerakan Penanaman Satu Juta Pohon
Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin
Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin

MAKLUMAT — Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, resmi meluncurkan Asta Protas alias Delapan Program Prioritas Kemenag Berdampak, Kamis (6/3/2025). Inisiatif ini bertujuan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta lingkungan.

Dilansir dari laman resmi Kemenag RI, Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin, menyatakan bahwa pihaknya langsung menjalankan berbagai program prioritas yang telah dirancang. “Sesuai Arahan pimpinan, kami langsung melaksanakan program-program prioritas yang ada. Hari ini, kami menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Gerakan Penanaman Satu Juta Pohon Matoa. Ini adalah wujud dari program Ekoteologi yang menjadi bagian dari Asta Protas Kemenag Berdampak,” ujarnya di Jakarta, Jumat (6/3/2025).

Delapan program prioritas yang menjadi fokus Kemenag itu meliputi: (1) Peningkatan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan, (2) Penguatan Ekoteologi, (3) Layanan Keagamaan Berdampak, (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi, (5) Pemberdayaan Pesantren, (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat, (7) Sukses Haji, dan (8) Digitalisasi Tata Kelola.

Program Ekoteologi

Kamaruddin Amin menambahkan bahwa program Ekoteologi merupakan bagian dari implementasi Asta Cita yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. “Ekoteologi ini sejalan dengan salah satu Asta Cita, yakni memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur,” jelasnya.

Sebagai bagian dari program ini, gerakan penanaman satu juta pohon matoa akan digalakkan di berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan ini akan diprioritaskan di rumah ibadah serta kantor-kantor Kemenag, baik di tingkat pusat maupun daerah, termasuk Kankemenag Kabupaten/Kota. Selain itu, satuan kerja Kemenag lainnya, seperti Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), Pusdiklat, Balai dan Loka Diklat, Asrama Haji Embarkasi, KUA, serta madrasah juga akan ikut berpartisipasi.

Lebih jauh lagi, Kemenag mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam gerakan ini, termasuk kantor BAZNAS dari tingkat pusat hingga daerah, Badan Wakaf Indonesia beserta perwakilannya, pesantren, dan lokasi strategis lainnya. “Agar kita dapat mewujudkan hal ini, kami meminta setiap pimpinan satuan kerja (satker) dapat berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Kementerian/lembaga lainnya. Misalnya, bisa berkolaborasi dengan Kementerian atau dinas lingkungan hidup dan kehutanan sebagai mitra penyediaan bibit dan dukungan teknis lainnya,” terang Kamaruddin Amin.

Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menegaskan pentingnya penerapan ekoteologi di seluruh satuan kerja Kemenag. Ia menyampaikan visi tentang lingkungan kerja yang lebih hijau dan asri. “Kita ingin menerapkan bangunan ramah lingkungan. Bayangkan bila kantor-kantor kita, KUA, madrasah, penuh dengan bunga-bunga. Juga rumah-rumah ibadah kita. Sejuk rasanya, dan orang-orang yang datang berkunjung itu juga akan ikut merasakan berbunga-bunga,” kata Menag Nasaruddin.

Ia pun menekankan bahwa ekoteologi menjadi salah satu prioritas utama karena merupakan bagian dari ajaran agama. “Mengapa ekoteologi menjadi program prioritas? Karena ini juga bagian dari menjalankan ajaran agama. Umat ​​beragama harus menjadi teladan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Bahkan dalam Islam yang diajarkan, manusia itu menjadi khalifah di muka bumi ini salah satu syaratnya adalah tidak berlebihan mengeksploitasi lingkungan, maka kita harus menjaga ini,” pungkas.

_____

Penulis: Habib Muzaki | Editor: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *