MAKLUMAT — Akses internet yang merata disebut-sebut menjadi salah satu faktor kunci untuk bisa mewujudkan transformasi digital di dunia pendidikan, selain dukungan dari berbagai faktor lainnya, terutama soal infrastruktur.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Wibowo Mukti. Ia menilai, infrastruktur adalah fondasi utama bagi transformasi digital dalam bidang pendidikan.
“Infrastruktur menjadi fondasi utama. Listrik harus tersedia untuk menghidupkan perangkat. Kemudian, ketersediaan perangkat seperti komputer, laptop, dan gawai juga krusial,” ujar Wibowo, melansir Antara, Senin (27/1/2025).
Tak hanya mencakup perangkat keras seperti yang dicontohkannya, Wibowo menjelaskan bahwa infrastruktur juga mencakup perangkat-perangkat lunak, seperti platform dan aplikasi yang digunakan, konten-konten digital yang relevan, dan lain sebagainya.
Sebab itu, ia menekankan pentingnya konten-konten digital yang edukatif dan berkualitas untuk mendukung pembelajaran. Menurutnya, konten-konten tersebut bisa berupa banyak format dan bentuk, baik secara audio maupun video (visual). Dengan begitu, harapannya dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik. “Konten digital yang interaktif dan multimedia (harapannya) akan meningkatkan efektivitas pembelajaran,” terang Wibowo.
Peran SDM dan Perbedaan Kondisi Antar-Daerah
Lebih lanjut, Wibowo juga menyorot soal peran sumber daya manusia (SDM), yang menurutnya harus mampu memanfaatkan teknologi secara optimal. Hal itu sangat penting untuk mewujudkan tranformasi digital. Karenanya, pihaknya di BLPT menegaskan bakal terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi SDM, baik melalui sosialisasi, pelatihan, hingga pendampingan.
Kendati demikian, perbedaan situasi dan kondisi antar-daerah di Indonesia menurutnya menjadi tantangan tersendiri. Sesuatu yang mungkin berhasil diterapkan di suatu daerah, belum tentu akan cocok dan berhasil dilakukan di daerah yang lain. Sebab itu, Wibowo menyatakan komitmen BLPT untuk semakin aktif dalam menjalin jejaring dan berbagi praktik baik antar-daerah.
“Apa yang berhasil di Samarinda (Kalimantan Timur) belum tentu berhasil di Papua (misalnya). Maka, perlu ada adaptasi dan modifikasi (strategi) sesuai dengan kondisi masing-masing daerah,” sebutnya.
Karena itu, Wibowo menekankan penting untuk menyamakan persepsi antar semua elemen dalam mewujudkan transformasi digital dalam bidang pendidikan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Meski begitu, ia menggarisbawahi bahwa cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut bisa jadi akan berbeda-beda, menyesuaikan dengan kondisi di daerah-daerah tersebut.
Siapkan 8 Program Kerja Sama dengan Daerah
Tak hanya itu, Wibowo menegaskan, BLPT telah merumuskan setidaknya delapan program kerja sama dengan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan di daerah-daerah, sebagai upaya untuk mengatasi sejumlah kendala yang selama ini menjadi hambatan dan tantangan bagi transformasi digital di dunia pendidikan. Seperti blank spot, keterbatasan listrik, hingga kekurangan SDM.
Delapan program itu, lanjutnya, mencakup berbagai kegiatan, mulai diseminasi sosialisasi, serta lokakarya. “Program ini meliputi berbagai kegiatan seperti diseminasi, sosialisasi, dan lokakarya yang dilaksanakan secara beriringan dengan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan di masing-masing daerah,” tandas Wibowo.