Kemiskinan dan PHK Jadi Penyebab Anak Putus Sekolah di Jawa Timur

Kemiskinan dan PHK Jadi Penyebab Anak Putus Sekolah di Jawa Timur

MAKLUMAT — Anggota DPRD Jatim, Suli Daim, mengungkapkan bahwa persoalan anak putus sekolah masih menjadi tantangan besar di Jawa Timur. Ia menyebut salah satu penyebab utamanya adalah kondisi ekonomi keluarga yang semakin terjepit.

“Ini kan sesungguhnya banyak faktor kan. Jadi kalau kita berbicara sebaran itu ya, kadang-kadang ada orang yang berpikir praktis saja,” ujar Suli kepada Maklumat.ID di Mojokerto, Sabtu (28/6/2025).

Menurutnya, kemiskinan membuat sebagian orang tua lebih memilih anaknya bekerja dan membantu perekonomian keluarga,  daripada melanjutkan pendidikan. Realitas ini tidak hanya terjadi di pelosok, tetapi juga di wilayah perkotaan.

Selain kemiskinan, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor juga memperparah keadaan. Banyak keluarga kehilangan sumber penghasilan utama dan akhirnya mendorong anak untuk turun ke dunia kerja.

“Apalagi sekarang ini kan untuk hidup itu, masyarakat miskin kita ini susah,” ujarnya sembari menekankan bahwa kebutuhan ekonomi sering kali menjadi prioritas utama dibanding pendidikan.

Ia mengungkapkan, kondisi seperti ini memunculkan cara pandang praktis di masyarakat. Pendidikan dianggap cukup sampai tingkat tertentu, asalkan anak sudah bisa segera menghasilkan uang.

“Misalkan ada sebagian yang cuma lulusan SD atau SMP, lalu karena sudah bisa bekerja, sudah punya penghasilan, akhirnya tidak melanjutkan pendidikan, tidak melanjutkan sekolah. Kerjanya pun akhirnya juga di sektor-sektor kasar,” sorotnya.

Menanggapi hal tersebut, Suli menyebut pemerintah provinsi telah menyiapkan jalur masuk ke SMA negeri melalui empat skema penerimaan. Anak-anak yang tidak tertampung di sekolah negeri tetap bisa bersekolah di swasta dengan bantuan beasiswa.

Baca Juga  Terima Kunjungan Risma, Ketua PWM Jatim Pesan 3 Pilar Utama Membangun Jawa Timur

“Yang penting jangan sampai anaknya disuruh kerja hanya karena orang tuanya di-PHK, ini harus terus didorong agar semua anak-anak Jawa Timur bisa bersekolah, tidak ada lagi putus sekolah,” tandas Suli.

*) Penulis: M Habib Muzaki / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *