
MAKLUMAT — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, menyampaikan duka cita atas wafatnya pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus. Ia juga mengenang sosok mendiang yang menurutnya penuh keteladanan.
Mu’ti sendiri mengaku telah empat kali bertemu dan berinteraksi dengan Paus Fransiskus. Selama itu pula, ia mengaku mengenal sosok yang lahir di Buenos Aires, Argentina itu sebagai pribadi yang penuh keteduhan, damai, dan akrab, kendati berbeda keyakinan.
“Empat kali bertemu Paus Fransiskus. Saya merasakan keteduhan, damai, dan keakraban. Walau berbeda keyakinan, saya merasakan duka dan kehilangan atas kematian Paus Fransiskus,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima Maklumat.ID, Selasa (22/4/2205).
“Selamat jalan Paus Fransiskus. Istirahatlah dalam damai di sisi Tuhanmu,” sambung pria yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Sebelumnya, kabar duka datang dari Vatikan, di mana pemimpin Gereja Katolik sedunia yang juga uskup Roma, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pagi pukul 07.35 waktu Roma. Ia berpulang dalam usia 88 tahun.
Berita duka tersebut diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Kamerlengo Vatikan, yang bertanggung jawab atas urusan administratif Takhta Suci saat terjadi kekosongan kepausan.
Paus Fransiskus dilahirkan di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, dengan nama lahir Jorge Mario Bergoglio. Ia dikenal sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Selatan, serta merupakan Paus pertama dari Ordo Jesuit alias Serikat Yesus.
Fransiskus terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik pada 13 Maret 2013 lalu, menggantikan Paus Benediktus XVI yang secara mengundurkan diri dari jabatannya.
Selama menjabat, Paus Fransiskus dikenal luas karena pesan-pesan damai dan seruan keadilan sosial. Ia mengangkat suara bagi kaum miskin, terpinggirkan, dan korban ketidakadilan, serta menekankan pentingnya dialog lintas iman dan budaya.
Ia juga acap kali menggemakan pesan tentang kasih tanpa syarat, pengampunan, dan solidaritas lintas batas, baik dalam homili, dokumen resmi, maupun kunjungan pastoral ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke daerah-daerah konflik, kamp pengungsi, hingga ke wilayah mayoritas non-Katolik.
Sekadar diketahui, Paus Fransiskus sempat berkunjung ke Indonesia pada awal September 2024 lalu, yang juga memimpin pelaksanaan Misa Agung di Jakarta.
Kabar wafatnya Paus Fransiskus menandai akhir dari satu dekade lebih kepemimpinan yang penuh welas asih dan keberpihakan pada kemanusiaan. Dunia kini menundukkan kepala, mengenang sosok pemimpin dan pemuka agama yang gigih menyerukan cinta kasih.