
DI tengah gejolak tantangan zaman, Organisasi gerakan Islam, khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), memainkan peran yang tak tergantikan dalam meneguhkan identitas keislaman, keumatan, dan keindonesiaan. Sebagai lembaga yang telah mengakar lebih dari setengah abad, IMM mewakili semangat kebersamaan dan keteguhan dalam menjawab tuntutan zaman. Dengan perannya yang semakin berkembang, IMM menjadi titik terang bagi pemikiran, aksi, dan harapan masa depan bangsa, menjadi bagian integral dalam membangun fondasi yang kuat untuk kemajuan dan keberlanjutan Indonesia.
Dalam era yang berubah dengan cepat, IMM memegang peranan penting sebagai patron utama dalam mendorong progresifitas gerakan, bahkan memperluas jangkauannya hingga ke panggung internasional dengan keberadaaan Pimpinan Cabang Luar Negeri IMM di berbagai negara. Hal tersebut tidak terlepas dari komitmen IMM untuk memegang teguh nilai-nilai ideologi persyarikatan dan Ikatan melalui Bidang Kader DPP IMM periode ini 2021-2023. Prof. KH. Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dengan tegas mengingatkan bahwa Ideologi Muhammadiyah bukan sekadar seperangkat paham, tetapi juga merupakan teori dan strategi perjuangan yang harus diwujudkan. Dalam konteks IMM, ideologi bukan hanya menjadi titik tekan, melainkan juga basis nilai dan gerakan yang menjadi pilar utama dalam perjuangan politik kebangsaan IMM. Nilai-nilai ideologis IMM tidak hanya tercermin dalam sikap, kepribadian, dan tindakan para kader, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kader diaspora untuk menjunjung tinggi nilai-nilai umat dan bangsa.
Menjelang akhir periode pada masa kepemimpinan Ketua Umum DPP IMM Abdul Musawir Yahya, penyelarasan dengan Gerakan Inklusif Berkemajuan menjadi fokus penting bagi IMM. Gerakan tersebut merupakan gerakan yang dideklarasikan pada Tanwir XXXI IMM di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Melahirkan Gerakan yang menegaskan komitmen pada nilai nilai dasar keislaman, kemuhammadiyahan, dan keindonesiaan dengan diperkuat tujuh pilar utama, yang mencakup aspek keilmuan, ekonomi, politik kebangsaan, hak-hak perempuan, lingkungan hidup, teknologi, serta identitas kebangsaan dan kebinekaan global. Untuk membumikan Gerakan Inklusif Berkemajuan IMM di masa depan, diperlukan kepemimpinan yang sinergis dan kesadaran kolektif pada seluruh diri kader, dengan fokus pada: Pertama, Penguatan Basis Kompetensi Dasar Kader Ikatan melalui Gerakan Inklusif Berkemajuan. Penguatan Kompetensi tersebut masih sangat relevan dan esensial menghadapi tantangan masa depan. Tri Kompetensi Dasar Ikatan, yang meliputi Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas, tidak hanya menjadi landasan, tetapi juga panduan bagi kader dalam menghadapi dinamika zaman yang semakin kompleks. Dalam upaya aktualisasi, gerakan profesionalitas yang inklusif perlu ditekankan. Hal ini mencakup memperkuat persaudaraan sesama kader, memperluas jaringan ke seluruh lapisan masyarakat, dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dengan demikian, kader Ikatan akan menjadi agen perubahan yang tangguh, responsif, dan mampu menghadapi berbagai tantangan kontemporer dalam membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan demikian, melalui kepemimpinan sinergis yang didasarkan pada kesadaran kolektif, IMM dapat membumikan konsep inklusif berkemajuan secara lebih kokoh dan terintegrasi, menjadikan organisasi ini sebagai kekuatan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan umat manusia secara keseluruhan. (*)
Muhammad Fajrus Shodiq, S.IP., M.KP, Penulis adalah Ketua Bidang Kader DPP IMM Periode 2021-2023
Tulisan ini pernah dimuat di Muhammadiyah.or.id