MAKLUMAT — Harapan akan hadirnya transportasi yang lebih cepat dan nyaman kini semakin dekat. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, bersama sejumlah pejabat negara, mencoba langsung layanan kereta direct train rute Jakarta–Yogyakarta pada Senin (16/12) malam.
Dengan perjalanan selama enam jam tanpa transit dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Tugu Yogyakarta, Menhub mengajak masyarakat memanfaatkan layanan ini sebagai alternatif kendaraan pribadi.
“Saya mengajak masyarakat untuk mencoba layanan kereta direct train ini. Dengan kereta langsung, perjalanan menjadi lebih cepat, nyaman, dan tentunya bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” ujar Dudy dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa (17/12).
Sementara itu, Menko AHY turut memberikan apresiasi kepada Kemenhub dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) atas inovasi ini. Ia berharap kolaborasi antarinstansi dapat terus memajukan sistem perkeretaapian di Indonesia.
Menghadapi Lonjakan Nataru
Kehadiran kereta direct train di tengah kesiapan menghadapi libur Nataru menjadi angin segar. Anggota Komisi V DPR RI, Syafiuddin, mengingatkan bahwa tantangan transportasi selama Nataru bukan hanya soal kemacetan, tetapi juga lonjakan jumlah penumpang serta cuaca ekstrem.
Menurut Syafiuddin, kemacetan lalu lintas diprediksi menjadi persoalan utama. Berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, terdapat lebih dari 700 titik rawan kemacetan dan kecelakaan di berbagai ruas tol. Beberapa ruas seperti Batang–Semarang, Japek Selatan, dan Ngawi–Surabaya diprediksi mengalami kepadatan signifikan.
“Perlu ada rekayasa lalu lintas, pengoperasian tol fungsional di beberapa ruas, dan perluasan lajur tol sebagai langkah antisipasi,” ujar Syafiuddin.
Di sisi lain, lonjakan penumpang di moda transportasi umum turut menjadi perhatian. PT ASDP Indonesia Ferry memproyeksikan peningkatan penumpang hingga 14 persen dibanding tahun lalu, sementara PT Pelindo Regional 4 memperkirakan arus penumpang mencapai 2,16 juta orang atau naik 12,5 persen selama libur Nataru.
“Penanganan arus penumpang harus diperhatikan agar transportasi umum tetap nyaman dan berjalan lancar,” tambah Syafiuddin yang berasal dari daerah pemilihan Jawa Timur XI.
Cuaca Ekstrem
Tantangan lain yang tak kalah serius adalah cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina lemah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi peningkatan curah hujan hingga 20 persen selama periode Nataru. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret-April 2025.
Syafiuddin mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat dan tidak menentu. “Selalu cek kondisi cuaca sebelum berangkat. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” katanya.
Dengan beragam tantangan ini, layanan direct train Jakarta–Yogyakarta yang baru saja diuji coba bisa menjadi solusi transportasi alternatif yang diandalkan. Tidak hanya menawarkan kenyamanan dan kecepatan, layanan ini diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas di jalan raya dan memberikan opsi aman bagi masyarakat yang ingin menikmati liburan Nataru.