Ketua PP Aisyiyah: Ketahanan Pangan Dimulai dari Keluarga dan Qaryah Thayibah

Ketua PP Aisyiyah: Ketahanan Pangan Dimulai dari Keluarga dan Qaryah Thayibah

MAKLUMATKetua PP Aisyiyah, Dra. Latifah Iskandar, menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan isu strategis yang perlu ditanggapi serius oleh semua pihak, termasuk organisasi perempuan seperti Aisyiyah.

Pernyataan itu disampaikan dalam peringatan Milad Aisyiyah ke-108 yang berlangsung di Aisyiyah Training Center (ATC) Nyai Walidah, Kabupaten Pasuruan, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube pada Selasa (1/7/2025).

Dalam sambutannya, Latifah menggambarkan semangat dan keceriaan yang terpancar dari wajah para kader Aisyiyah. Ia menyebut Aisyiyah sebagai organisasi yang menyenangkan, bahkan dalam forum formal sekalipun.

“Wajah ibu-ibu Aisyiyah di sini nampak sangat cerah bergembira. Memang Aisyiyah itu organisasi yang menggembirakan, rapat saja menggembirakan meskipun rapatnya serius,” ujarnya.

Latifah menilai semangat tersebut menjadi modal penting untuk mendorong perubahan sosial secara kolektif. Ia menegaskan bahwa rapat-rapat Aisyiyah dari tingkat ranting hingga pusat selalu membahas isu-isu besar, termasuk arah masa depan bangsa.
“Rapat Aisyiyah itu dari tingkat ranting sampai pusat membahas urusan negara semua. Jadi tidak bisa sambil bermain-main,” katanya menekankan.

Tahun ini, Milad Aisyiyah di Jawa Timur mengangkat tema “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayibah untuk Jawa Timur Mandiri dan Sejahtera.” Latifah menyoroti bahwa Al-Qur’an menyebut buah, sayuran, dan tanaman lebih dari 60 kali, sebagai bukti pentingnya unsur tanaman dalam kehidupan manusia.
“Ini adalah indikasi bahwa buah dan sayuran menjadi urutan nomor satu dalam komposisi makanan manusia. Tanaman adalah cara Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan memberikan kasih sayang-Nya,” ucapnya.

Baca Juga  Prof. Zainuddin Maliki: Desa Kunci Mandiri Pangan, Bukan Lagi Impor

Konsep Qaryah Thayibah

Menurut Latifah, konsep Qaryah Thayibah sudah mulai digagas sebelum 2010 dan dirumuskan secara sistematis pada 2012. Ia menyebut Qaryah Thayibah sebagai gambaran desa ideal yang menjalankan nilai-nilai Islam secara menyeluruh—dalam hubungan dengan Tuhan, manusia, maupun alam.

“Ini tema yang menjadi dasar bahwa hakekatnya, negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur itu juga dimulai dari keluarga, dan desa yang disebut oleh Aisyiyah sebagai Qaryah Thayibah,” jelasnya.

Latifah menekankan bahwa ketahanan pangan tidak hanya menyangkut ketersediaan makanan, tetapi juga keberlangsungan lahan produksi dan pola konsumsi masyarakat. Tantangan tersebut, menurutnya, membutuhkan keterlibatan aktif semua elemen masyarakat. Aisyiyah, katanya, telah membuktikan kapasitasnya dalam pengelolaan ekonomi dan pemberdayaan perempuan.
“Memang tidak gampang. Kalau Aisyiyah diminta mengajar itu cepat sekali. Dikasih modal Rp 25 juta, itu jadi Rp 75 juta kalau di Aisyiyah,” katanya sembari tersenyum.

Kemampuan ekonomi itu, lanjutnya, harus dikembangkan agar Aisyiyah tidak hanya unggul dalam pendidikan, tetapi juga turut berperan dalam menciptakan ketahanan pangan nasional. Ia mengajak seluruh kader dan masyarakat untuk terlibat dalam gerakan pangan mandiri, salah satunya dengan menanam bahan pangan sendiri di lingkungan rumah tangga.
“Kalau semua bergerak dan mengarah di ketahanan pangan, maka Insya Allah akan bisa tercapai. Terus kita, warga masyarakat, apa yang bisa dilakukan? Salah satunya menanam apa yang dimakan, memakan apa yang ditanam.”

Baca Juga  Menatap Debat Cawapres, PKB: Tidak Ada Persiapan Khusus

Latifah juga menggarisbawahi pentingnya peran keluarga sebagai titik awal perubahan. Ia percaya bahwa ketahanan pangan nasional hanya bisa tercapai jika dimulai dari rumah tangga dan desa.
“Kita harus mampu membaca perubahan. Bukan hanya itu, juga harus mampu merespon perubahan. Terakhir, memiliki manajemen yang hidup, dalam artian tidak eksklusif tapi inklusif,” pungkasnya.

Ia berharap Milad Aisyiyah ke-108 menjadi momentum untuk evaluasi dan konsolidasi gerakan, agar Aisyiyah terus hadir menjawab tantangan umat dan bangsa.***

 

 

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *