Ketua PWM Jatim Tegaskan Pentingnya Penulisan Sejarah

Ketua PWM Jatim Tegaskan Pentingnya Penulisan Sejarah

MAKLUMATKetua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim), Prof Sukadiono menyampaikan bahwa penulisan sejarah tidak pernah berdiri tanpa kepentingan. Ia menegaskan bahwa proses menuliskan sejarah hampir selalu dipengaruhi konteks sosial hingga politik.

Oleh karenanya, ia berpesan agar penulisan sejarah Muhammadiyah perlu ditulis secara jujur dan bertanggung jawab. “Sejarah itu memberi tahu kita kelebihan dan kekurangan, di situlah kita bisa belajar,” ujarnya membuka acara Focus Group Discussion (FGD) Riset Buku Sejarah Muhammadiyah Jatim, Sabtu (13/12/2025).

Acara ini diadakan oleh Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) PWM Jatim di Universitas Muhammadiyah Surabaya (Umsura). Sebagai informasi, sebelumnya MPID PWM Jatim telah menginisiasi penulisan buku sejarah Muhamamdiyah Jatim 2000-2025 yang sudah rampung.

Pada momen ini, Sukadiono menjelaskan bahwa sejarah Jatim memiliki dinamika panjang. Di dalamnya tidak hanya berisi kisah keberhasilan, tetapi juga episode-episode sulit yang menguji daya juang Persyarikatan.

Namun justru dari pengalaman pahit itu kekuatan Muhammadiyah terbentuk dan teruji. Sukadiono menilai kisah kegagalan dan keberhasilan memiliki nilai penting bagi generasi hari ini.

Ia juga mencontohkan kiprah tokoh-tokoh Muhammadiyah di Surabaya, seperti Dr. Soetomo dan Dr. Soewandhie, yang pernah mengelola rumah sakit Muhammadiyah. Perjuangan itu akhirnya juga disertai dengan cerita keberhasilan-keberhasilan.

Perjuangan keduanya, juga membuat nama mereka diabadikan sebagai nama rumah sakit di Surabaya yang hari ini dikelola oleh pemerintah daerah. Sukadiono mengajak semua pihak agar menjadikan ini sebagai pelajaran berharga.

Baca Juga  Dosen UM Surabaya Dukung Penertiban Jukir Liar, Bila Ganggu Hak Konsumen

“Kita tidak boleh menafikkan. Tapi ini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Di balik kesuksesan kita sekarang, ada cerita pendahulu kita yang berjuang luar biasa,” ujarnya.

Sukadiono kemudian mengajak peserta meneladani perjuangan Ahmad Dahlan pada masa awal Muhammadiyah. Ia menyebut Ahmad Dahlan memulai gerakan dengan jumlah murid yang sangat terbatas dan tantangan yang berat, tetapi dari situ Muhammadiyah tumbuh dan berkembang hingga hari ini.

Semua kisah heroik itu, tidak akan bisa diketahui jika tidak ditulis. Oleh karenanya, penulisan buku sejarah Muhammadiyah Jatim ini dinilai sangat penting untuk memperkuat identitas persyarikatan.

Pemahaman terhadap sejarah perjuangan masa lalu, menurutnya, akan membantu warga Muhammadiyah menjaga arah gerakan dan tidak melupakan nilai-nilai dasar yang telah diwariskan. “Mudah-mudahan buku sejarah Muhammadiyah Jawa Timur ini nanti bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Sukses, kami ucapkan terima kasih,” tandasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *