KETUA Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Abdul Musawir Yahya menyatakan dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina melawan penindasan dan ketidakadilan Israel.
Pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan itu meminta agar siapa pun jangan sampai tergiring opini bahwa yang melakukan penyerangan terhadap Israel adalah termasuk kelompok teroris.
“Kita tetap memberikan support untuk Palestina. Jangan sampai tergiring opini bahwa yang melakukan penyerangan terhadap Israel adalah teroris,” kata Abdul ketika dikonfirmasi Maklumat.id.
Justru, menurut dia, serangan-serangan para pejuang Palestina yang melancarkan ke Israel itu adalah sebagai dampak dari perang berkepanjangan, ketidakadilan, penindasan dan pendudukan yang telah dilakukan Israel selama ini, sehingga muncul gerakan-gerakan perlawanan.
“Justru itu adalah efek dari perang yang mereka buat selama ini terhadap Palestina,” ujar alumnus Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (FAI UMM) itu.
Abdul berpendapat, setidaknya ada dua agenda utama Israel dan Amerika Serikat (AS) pasca penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Hamas Palestina pada Sabtu (7/10/2023) lalu itu.
“(Pertama) membuat opini bahwa tentara Hamas yang membela Palestina saat ini adalah teroris. Kedua, melakukan penyerangan terhadap Gaza dengan alasan balasan kepada aksi Hamas,” sebutnya.
Untuk diketahui, Hamas telah meluncurkan lebih dari 5.000 roket ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023), yang mampu menembus salah satu sistem pertahanan terbaik di dunia milik Israel, Iron Dome. Sirine Iron Dome meraung-raung di Yerussalem dan Tel Aviv bahkan hingga hari ini. Serangan bertajuk ‘Badai Al-Quds’ itu, disebut Hamas sebagai respon atas segala kekerasan, ketidakadilan dan penindasan yang telah dilakukan oleh Israel terhadap Bangsa Palestina selama beberapa tahun terakhir.
Merespons serangan Hamas, Israel telah mendeklarasikan perang bertajuk ‘Iron Swords Operation (Operasi Pedang Besi)’ terhadap Palestina pada Ahad (8/10/2023). Deklarasi perang itu menjadi kali pertama dilakukan oleh Israel sejak perang Yom Kippur (1973) silam. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Mohammad Ilham