KETUA Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Riyan Betra Delza menyampaikan pidato refleksi milad IMM ke-60 tahun. Dia mengucap syukur atas gerak dan eksistensi organisasi mahasiswa Muhammadiyah itu yang telah melintas zaman.
“Rasa syukur patut dipanjatkan kepada Allah Swt bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah saat ini tiba di usia 60 tahun. Dinamika sejarah telah menjadi saksi bagaimana ikatan ini melintasi setiap periode zaman, lalu tiba dalam usia setengah abad,” ucapnya, Kamis (28/3/2024).
IMM, kata Riyan, telah tumbuh sebagai kekuatan sosial yang besar dan mampu menggerakkan dinamika masyarakat. Menurut dia, setidaknya terdapat lima kekuatan dan potensi IMM yang menjadi modal dasar untuk merancang arah langkah ikatan tersebut di masa depan
Pertama, bahwa IMM adalah organisasi yang memiliki kuantitas kader yang banyak dan besar. Tersebar di 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), 352 Pimpinan Cabang (PC), serta 3.260 Pimpinan Komisariat.
“Bilangan jumlah kader tersebut membuktikan daya jangkau pergerakan IMM yang telah menyentuh seluruh sudut penjuru daerah,” katanya.
Kedua, kata Riyan, tak sekedar bilangan jumlah belaka, ratusan ribu kader IMM se-Indonesia tersebut ialah sumber daya manusia (SDM) yang unggul, yang terdidik di universitas dan terbina dalam aktivitas organisasi.
“Ketiga, IMM saat ini memiliki banyak tokoh intelektual yang setia mengembangkan ijtihad pemikiran dalam ikatan,” lanjutnya.
Keempat, pemuda asal Padang, Sumatera Barat itu menyebut, IMM memiliki modal sejarah yang panjang, kumpulan pengalaman, keberhasilan, serta tantangan yang terus-menerus dihadapi oleh IMM.
“Kelima, IMM saat ini telah memiliki relasi yang cukup luas, baik dalam Persyarikatan Muhammadiyah, institusi pemerintahan, NGO, dan relasi yang lain. Modal relasi tersebut memungkinkan IMM untuk memperluas pengaruhnya di sektor publik,” sebutnya.
Lebih lanjut, sebagai bagian dari ijtihad menjalani masa depan IMM, Riyan menjelaskan, terdapat beberapa agenda strategis yang perlu dilakukan oleh IMM, berdasarkan kelima modal dasar yang telah dia sebutkan.
Pertama, IMM dari tingkat pusat hingga komisariat harus melakukan transformasi organisasi, perubahan fundamental dalam wilayah struktur, budaya, strategi dan proses operasional organisasi.
Kedua, IMM niscaya perlu melakukan modernisasi perkaderan, memperbaharui dan menata ulang sistem agar senafas seiring dengan perkembangan zaman.
“Ketiga, sebagai bagian dari gerakan intelektual, IMM perlu terus memperkuat daya kritis dan kreatif para kader,” papar Riyan.
Selanjutnya, keempat, IMM sepatutnya membangun kemandirian ekonomi demi memastikan kelangsungan dan keberlanjutan organisasi.
“Kelima, senada dengan visi-misi Persyarikatan Muhammadiyah, IMM perlu terus mendorong praktik beragama yang inklusif dan berkemajuan. IMM harus terus hadir di tengah-tengah ummat untuk menciptakan kerukunan sosial serta mengatasi tantangan-tantangan sosial,” sambung Riyan.
Keenam, IMM di masa depan perlu terus memperluas radius pergaulan, memperbanyak kemitraan strategis yang secara sinergis bekerjasama untuk membangun ummat dan bangsa.
Ketujuh, sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat, IMM niscaya harus terus merawat basis sosial masyarakat.
Kedelapan, IMM harus menghiasi ruang ruang digital dan teknologi dengan tetap mengedepankan moralitas dan keadaan publik.
Menurut Riyan, agenda-agenda strategis tersebut tentu bertumpu pada kehendak kolektif untuk memajukan IMM. “Sebangun dengan harapan lahirnya masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera,” tandas Riyan.
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto