KH Ahmad Kasuwi Thorif, Pendekar Besar Tapak Suci yang Bersahaja itu Telah Berpulang

KH Ahmad Kasuwi Thorif, Pendekar Besar Tapak Suci yang Bersahaja itu Telah Berpulang

MAKLUMAT — Berita duka kembali menghampiri keluarga besar Persyarikatan Muhammadiyah. Pendekar besar Tapak Suci, Drs KH Ahmad Kasuwi Thorif MA PBr, meninggal dunia bertepatan dengan momentum Milad ke-113 Muhammadiyah, Selasa (18/11/2025).

Kabar duka berpulangnya Abah Kasuwi, panggilan akrabnya, diketahui berdasarkan pesan berantai di WhatsApp Group (WAG), sekitar pukul 22.10 WIB.

“Innalillahi wa innailaihi raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah pendekar besar kita, Drs KH Ahmad Kasuwi Thorif MA PBr. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta semoga almarhum husnul khotimah dan di tempatkan ditempat terbaik di surganya Allah Swt. Allahumma amiin,” bunyi pesan tersebut disertai unggahan foto almarhum.

Abah Kasuwi meninggal dunia di usia 72 tahun di kediamannya, Desa Godog, Kecamatan Laren, Lamongan. Banyak kolega mengenalnya sebagai sosok yang sangat energik dan penuh semangat, hingga mereka juga mengaku terkejut mendengar kabar kepergiannya.

Selain sebagai seorang pendekar besar Tapak Suci, ia juga dikenal sebagai ulama yang bersahaja, tawadhu, santun, serta memiliki ilmu dalam.

Kenangan Para Kolega

Mendengar kabar berpulangnya Abah Kasuwi, Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas turut menyampaikan duka cita. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Turut berdukacita, semoga beliau husnul khatimah,” ujarnya kepada Maklumat.id melalui pesan WhatsApp, Rabu (19/11/2025) dini hari WIB.

“Semoga husnul khatimah untuk pendekar TS yang sangat ramah kepada siapa pun, tawadu, sahaja, qona’ah melekat pada almarhum. Sifat-sifat mulia dari akar rumput yang semakin terkikis di level atas yang dekat dengan kekuasaan,” sambung Busyro Muqoddas.

Baca Juga  Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Jasanya Tak Bisa Dihapus Sejarah

Sementara itu, Ketua Umum PP Tapak Suci, Afnan Hadikusumo, mengenang almarhum sebagai sosok penting dalam perkembangan organisasi otonom (ortom) Muhammadiya di bidang seni bela diri itu.

“Abah Kasuwi sudah saya kenal sejak saya aktif di Pimpinan Pusat Tapak Suci tahun 2003-an. Setahu saya beliau pendekar yang betul-betul menguasai ilmunya. Akhlaknya baik dan beliau ringan tangan,” kenangnya.

Ia menegaskan, wafatnya Abah Kasuwi merupakan kehilangan besar bukan hanya bagi Tapak Suci, tetapi bagi dunia persilatan Indonesia. “Kita kehilangan tokoh dunia persilatan yang mumpuni. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu,” tandas Afnan.

Kepergian Abah Kasuwi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Muhammadiyah, Tapak Suci, serta masyarakat yang pernah merasakan keteduhan akhlak dan kedalaman ilmunya.

Ia adalah contoh kader Muhammadiyah yang berhasil memadukan ketegasan seorang pendekar dengan kelembutan seorang alim.

Semoga Allah Swt menerima seluruh amal baiknya, mengampuni segala khilafnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin…

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *